TANJUNG REDEB – Mangkraknya Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) di Jalan Sultan Agung, Tanjung Redeb, salah satunya disebabkan longsoran di beberapa bagian. Hal itu disampaikan Kepala Bidang (Kabid) Kebersihan, DLHK Berau, Anwar.
Dijelaskannya, IPLT tersebut merupakan proyek provinsi pada tahun 2005 silam. Namun tak difungsikan lagi semenjak terjadi longsoran di beberapa bagian.
“Dulu itu sempat kami fungsikan, namun seiring berjalannya waktu, tidak bisa difungsikan lagi karena beberapa faktor. Salah satunya longsor,” ujarnya saat dikonfirmasi Berau Post, Senin (20/3). Dirinya juga tak mengetahui pasti berapa anggaran yang dikucurkan kala itu.
Anwar menambahkan, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Berau berencana kembali membangun IPLT tersebut. Namun di lokasi yang berbeda. “Untuk lokasi pastinya saya belum tahu," ungkapnya.
Diberitakan sebelumnya, Jabatan Fungsional Penyehatan Lingkungan Pemukiman Dinas Pengerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Sitti Fatimah menyebut, pemerintah daerah akan membangun kembali IPLT yang juga lokasinya ada di TPA Bujangga.
“Pembangunan IPLT tersebut akan mulai dikerjakan tahun 2023 dengan luas lahan yang rencananya dibutuhkan 1,5 hektare,” ungkapnya.
Luasan tersebut dipastikan cukup untuk pembangunan IPLT baru. Namun demikian, kata Sitti apabila luasan tersebut ke depan nyatanya kurang 1,5 hektare, maka dari PU akan menyesuaikan dengan bangunan fisik dari IPLT tersebut.
“Anggaran secara keseluruhan totalnya Rp 9 miliar,” ungkapnya.
Setelah terbangun, IPLT yang ada kata Sitti akan melayani empat kecamatan terdekat, yakni Tanjung Redeb, Teluk Bayur, Gunung Tabur dan Sambaliung.
“Nanti prosedurnya ada sendiri penyedotan lumpur tinja dan ada tersendiri pengolahannya. Masalah SDM-nya nanti tergantung dari kesepakatan,” tandasnya. (adm/arp)
