MANAGED BY:
SABTU
10 JUNI
UTAMA | SANGGAM | PEMERINTAHAN | PARLEMENTARIA | EKONOMI | ALL SPORT | KALTIM | KOMBIS
Selasa, 21 Maret 2023 15:31
Pagi Sore

Oleh Daeng Sikra

DUA kali datang, dua kali pula tidak kebagian kursi. Jadi, mohon maaf tak bisa berada di tengah-tengah ramainya pengunjung.

Awal buka, empat atau lima tahun lalu, warung kopi ini masih menempati bilik kecil di bawah pohon dekat tikungan. Bila lebih dari 15 tamu yang datang, maka tamu ke 16 sudah tidak kebagian kursi. Yang lebih dulu datang, duduknya berlama-lama.

Saya berkali-kali datang. Kadang seorang diri, sering pula bersama teman-teman sekantor, sesekali bersama Pak Madri dan Agus Tantomo. Kebetulan, pemilik warung ponakan teman saya. Jadi, pertemuan perdana itu langsung cair saja.

Selalu memilih tempat di luar. Di atas trotoar di bawah pohon mangga. Kalau datangnya pagi, masih bisa ditemani kue yang dijual ibunda sang pemilik warung kopi. Kalau datang sore hari, hanya bisa minum kopi. Ngobrolnya yang lama.

Apa karena hanya buka pagi dan sore, sehingga warung kopi itu namanya Warung Kopi Pagi Sore (WKPS). Memang waktu itu, hanya buka pagi dan sore. Anggap saja, itu yang jadi inspirasi pemiliknya.

Dia ingin punya brand sendiri. Tidak memakai brand yang lain yang sudah terkenal, tapi berbayar. Buktinya, dengan brand sendiri, bisa merangkul para peminum kopi. Para anak muda. Sama dengan pemiliknya yang masih belia.

Teman saya bilang, ada makna di balik penamaan pagi dan sore. Kalau pagi, karena waktu menuju malam masih panjang, kopinya agak strong. Nah, giliran sore, peracik kopinya tidak strong lagi. Lebih enteng. Tidak membuat susah tidur.

Karena pelanggannya semakin banyak, berpindahlah warung kopi ini ke samping tempat awal. Lebih sedikit luas. Kalau memilih duduk di bagian belakang, berhadapan langsung dengan udara terbuka. Di tempat yang barunya, saya lebih suka duduk di belakang.

Keluhan pelanggan memang banyak. Terutama tempat parkir kendaraan. Mengandalkan tepi jalan, lumayan rawan. Jalan beton di depan warung kopi itu, cukup padat lalu lintasnya. Belum lagi kendaraan pengangkut kontainer juga lewat di situ.

Saya tidak pernah berdikusi serius dengan Teguh pemilik warung. Yang saya tahu, dia anak Berau yang lama di Jakarta. Bahkan, dia menikahi gadis asal Banten. Tapi, saya yakin, sepanjang berjualan, ia pasti terus memutar otak. Bagaimana mendapat tempat yang baru.

Penikmat kopi di Berau itu, semakin hari semakin banyak. Ukurannya, dimana warung kopi, khusus di akhir pekan. Pasti semuanya penuh sesak. Berau juga sudah mulai diperhitungkan dalam hal kualitas kopinya. Ada barista yang mewakili Kalimantan ikut semacam lomba di Jakarta.

Mungkin buah dari berpikir kerasnya pemilik WKPS, dia dituntun bisa menempati pojok halaman Hotel Makmur di Jalan Teuku Umar. Beberapa bulan lalu, ketika putra Pak Taupan pesta pernikahan, bangunan itu belum ada.

Yang lebih dulu terlihat, ada kafe yang berdampingan dengan bangunan utama hotel. Selalu ramai pengunjung. Inilah salah satu kafe yang sama sekali belum pernah saya kunjungi. Kenapa ya?

Saya pun kagum, setelah menerima undangan WKPS. Undangan grand opening berbahasa inggris. Nah, akhirnya terjawab cita-cita sang pemilik warung, kata saya dalam hati.

Antara pemilik hotel dan warung kopi, bisa saling menguntungkan. Hotel yang punya halaman luas, bisa ramai setiap hari. Termasuk tamu hotel tidak perlu jauh-jauh hanya untuk menikmati kopi. Kabarnya, pemilik lahan memberinya ruang untuk jualan kopi selama lima tahun.

Mungkin karena saya datang telat. Baru memasuki pintu masuk halaman hotel, saya sudah melihat penuh sesak. Tak ada lagi tempat kosong. Tidak mungkin saya menggeser yang duluan datang. Datang kedua kali, tetap seperti itu suasananya.

Mereka pasti bukan saja pelanggan yang ikut pindah. Tapi, lebih banyak pelanggan baru. Kejelian mendapatkan tempat, dengan desain bangunan yang minimalis didominasi warna gelap, menjadi satu kelebihan pemilik warung.

Walau menempati halaman hotel. Walau pelanggannya semakin banyak. Walau pelayannya juga bertambah. Tetap memakai nama warung kopi. Tetap memakai brand miliknya sendiri. Dan bisa jadi, dari sekian pelanggannya, termasuk yang dari luar daerah tertarik membuka cabang di luar Berau.

Selamat ya Mas Teguh. Saya pasti datang, sebelum hari pertama bulan puasa nanti. Masih ingat kopi yang selalu saya pesan kan? @cds_daengsikra (*/sam)

loading...

BACA JUGA

Jumat, 09 Juni 2023 03:17

Makin Mesra

ALHAMDULILLAH sampai hari ini, belum ada warga yang akan dimakamkan…

Kamis, 08 Juni 2023 00:33

Bencana Perasaaan

KIRA-KIRA, situasi yang ada sekarang, kita sebut apa daeng? Menanyakan…

Rabu, 07 Juni 2023 01:03

Ada Nang Siup

DERMAGA Wisata pagi hari sudah penuh sesak. Ada yang mau…

Selasa, 06 Juni 2023 00:38

Juragan Bakpao

PERNAH tahu Bakpao Chik Yen, yang terkenal di Surabaya? Pernah…

Senin, 05 Juni 2023 00:19

Jembatan Asmara

PERHATIAN warga tersedot ke Jembatan Sambaliung. Usianya 35 tahun (belum…

Jumat, 02 Juni 2023 01:11

Tontonan Baru

JANGAN bikin panik masyarakat, begitu kata Daeng Iccang, sekretaris komisi…

Kamis, 01 Juni 2023 17:26

Pilihan Warga

MASIH ingat Kontes Dangdut Indonesia (KDI)? Program salah satu stasiun…

Rabu, 31 Mei 2023 20:19

Anom Bebulik

BERUNTUNG pernah menjadi muda. Tidak susah menyesuaikan diri, bila bertemu…

Selasa, 30 Mei 2023 15:05

Membaca Peta

LIMA atau sepuluh tahun silam, dimana-mana pegangan banyak orang adalah…

Senin, 29 Mei 2023 15:31

Kepuhunan

KALAU ada bahasa mana cukup, ketika ibu-ibu diberi uang belanja…

Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers