SAMBALIUNG – Umat Hindu di Berau melaksanakan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1945 pada hari ini (22/3). Namun sebelum itu, dilakukan upacara keagamaan sejak pagi hingga sore hari di Pura Agung Giri Matha, Sambaliung, Selasa (21/3).
Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Berau, I Wayan Jendra menjelaskan, terdapat rangkaian Hari Raya Nyepi. Di antaranya Melasti atau upacara penyucian diri untuk menyambut Hari Raya Nyepi kemudian Tawur Kasangan lalu Pengrupukan.
“Pengrupukan bertujuan mengusir Butha, karena dianggap bisa mengganggu umat Hindu saat nyepi,” jelasnya.
Kegiatan Nyepi dilaksanakan mulai pukul 06.00 Wita hingga jam 06.00 Wita di hari selanjutnya. Dengan pelaksanaan dilakukan selama 24 jam.
Selama Nyepi, Wayan mengatakan, umat Hindu akan melaksanakan ritual bernama catur brata penyepian. Dalam hal ini terdiri dari empat jenis pandangan, yaitu Amati Geni (tidak menghidupkan api termasuk lampu) dan Amati Karya (tidak bekerja).
“Lalu ada Amati Lelungan (tidak bepergian) dan Amati Lelanguan (tidak mendengarkan hiburan)," terangnya.
Selain itu, umat Hindu juga diterangkannya memanfaatkan waktu sebagai meditasi, perenungan dan membaca buku-buku keagamaan Hindu.
"Jadi kami manfaatkan buat merenungi dan memikirkan ke depan agar lebih baik lagi," tuturnya.
Dirinya juga menyampaikan terima kasih pihaknya terhadap pemerintah hingga pihak keamanan. Karena umat Hindu di Berau bisa melaksanakan ibadah secara aman dan tenteram.
"Terima kasih kepada pihak-pihak yang sudah mendukung kami melaksanakan ibadah Nyepi hingga bisa terlaksana dengan lancar," tutupnya. (adm/arp)