Katanya April

- Rabu, 22 Maret 2023 | 16:57 WIB
-
-

SALING lempar. Ada yang menyalahkan PLN. Yang disalahkan, tentu punya alasan pula. Maka dilimpahkan kesalahan itu pada pemilik pembangkit, yakni PLTU Lati. PLTU juga punya alasan.

Ketika PLN menyebut akan datang mesin untuk mengatasi giliran penyalaan. Dengan bangga menyebut masalah setrum tak jadi soal. PLN akan memasukkan unit pembangkit untuk mencukupi persediaan 32 MW.

Setelah dinanti, mesin belum sampai di tempat. Giliran penyalaan masih saja berlangsung. Karena alasan itu pula, PLN kini didesak-desak agar segera mendatangkan mesin yang dijanjikan itu.

Teman mengirimkan foto-foto perbaikan mesin pembangkit PLTU. Kalau melihat yang dibongkar, ibarat penyakit PLTU tengah menghadapi komplikasi. Bukan hanya satu jenis sakitnya. Juga butuh waktu memperbaikinya.

Selain foto, teman juga mengirimkan timeline penambahan mesin pembangkit PLTD Sambaliung. Ada relokasi mesin dari Pulau Maratua ke Sambaliung, dari Balikpapan ke Sambaliung, dan dari Surabaya dan Gresik.

Seluruhnya 7 unit, bila dilakukan perakitan juga perlu waktu. Diperkirakan ke tujuh unit mesin itu baru bisa dioperasikan pada minggu pertama bulan April nanti. Itu sama artinya, pasokan listrik PLN ke pelanggan baru bisa normal di bulan April.

Hampir semua tempat berkumpulnya warga membicarakan soal giliran penyalaan listrik. Di warung pojok, ada beberapa ASN yang menyingkir karena tempat kerjanya terkena imbas pemadaman listrik. Kami terpaksa keluar dulu sebentar, sambil menunggu listrik menyala, kata mereka.

Lain lagi dengan pengacara yang juga harus meninggalkan kantornya. Mencari dimana dia bisa bekerja yang tidak terkena giliran pemadaman. Di tempat saya hari ini saja sudah tiga kali padam, kata sang pengacara.

Saya juga begitu. Harus memperhatikan jadwal pemadamannya. Bila tidak, catatan saya ini bisa terbengkalai. Memperhatikan beberapa hari terakhir, durasi pemadaman memang tidaklah lama. Antara dua hingga tiga jam. Meski singkat, cukup mengganggu produktivitas warga.

Pada teman-teman di warung pojok saya sampaikan. Sangat mudah membaca isyarat bila PLN kekurangan daya. Pertama bila lampu jalan tidak menyala. Kedua, bila semua hotel tidak boleh menggunakan listrik PLN. Mereka diwajibkan menggunakan mesin genset.

Itulah tanda-tanda, kurangnya daya yang dimiliki PLN buat pelanggan rumah tangga.

Para pengguna mesin genset pasti ngomel. Mesin yang berbahan bakar solar. Selain mereka sulit mendapatkannya, harga solar pun lumayan mahal. Mengoperasikan tiga jam saja, lumayan besar biaya yang dikeluarkan hanya untuk membeli bahan bakar. Biaya operasional hotel maupun industri lainnya meningkat selama terjadi giliran pemadaman.

Ada juga yang mengaitkan pemadaman listrik dengan tingkat kebahagiaan masyarakat. Bayangkan, kata seorang pengunjung warung Pojok, setiap lampu mati kita pasti ngomel. Ngomelnya sepanjang padamnya listrik. Ini yang dikaitkan dengan menurunnya tingkat kebahagiaan masyarakat.

Pandangan lainnya. Dengan menyoroti pelayanan yang diberikan PLN pada pelanggannya, peran PLTU Lati yang notabene sahamnya dipegang pemkab, luput dari perhatian. Pasokan listrik yang dijual PLN itu sangat bergantung pada produksi listrik PLTU.

Halaman:

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Penerimaan Polri Ada Jalur Kompetensi

Jumat, 19 April 2024 | 14:00 WIB

Warga Balikpapan Diimbau Waspada DBD

Jumat, 19 April 2024 | 13:30 WIB

Kubar Mulai Terapkan QR Code pada Pembelian BBM

Jumat, 19 April 2024 | 13:00 WIB

Jatah Perbaikan Jalan Belum Jelas

Jumat, 19 April 2024 | 12:30 WIB

Manajemen Mal Dianggap Abaikan Keselamatan

Jumat, 19 April 2024 | 08:25 WIB

Korban Diseruduk Mobil Meninggal Dunia

Jumat, 19 April 2024 | 08:24 WIB

Mulai Sesak..!! 60 Ribu Pendatang Serbu Balikpapan

Jumat, 19 April 2024 | 08:19 WIB
X