Sempat Jadi Primadona, Kini Komoditas Kakao Kehilangan Hampir 1.500 Hektare Lahan

- Minggu, 26 Maret 2023 | 11:59 WIB
COBA DIKEMBANGKAN LAGI: Pemkab Berau melalui Disbun berusaha membangkitkan kembali komoditas kakao di Bumi Batiwakkal.
COBA DIKEMBANGKAN LAGI: Pemkab Berau melalui Disbun berusaha membangkitkan kembali komoditas kakao di Bumi Batiwakkal.

TANJUNG REDEB –  Selain sektor kepala sawit yang saat ini masih menjadi primadona masyarakat. Dinas Perkebunan (Disbun) Berau tengah berupaya mengembalikan kejayaan komoditas kakao seperti dulu.

Dijelaskan Kepala Disbun Berau, Lita Handini, Kakao sempat menjadi komoditas andalan Berau. Dengan luasan lahan mencapai 2.500 hektare.

“Dengan beralihnya lahan kakao menjadi komoditas kelapa sawit, jadi saat ini hanya 1.005 hektar lahan kakao yang tersisa pada tahun 2023 ini,” ujarnya kepada Berau Post, Jumat (24/3).

Meski komoditas sawit saat ini susah dibendung. Pihaknya memiliki target agar lahan kakao yang saat ini hanya 1.005 hektar, bisa menyamai luas yang sebelumnya yakni 2.500 hektare.

“Kami optimis bisa terus menggenjot agar komoditas kakao bisa meningkat. Paling tidak terus menjaga jangan sampai lahan yang ada beralih fungsi,” katanya.

Salah satu upaya yang pihaknya lakukan untuk bisa memancing petani kembali ke komoditas kakao, yaitu dengan meningkatkan produksi. Sehingga, dengan melihat petani kakao dapat berkembang, maka itu secara tidak langsung membuat petani lain dapat terpancing untuk kembali menanam kakao.

“Karena saya yakin bahwa komoditas kakao juga tak kalah menjanjikan sama seperti kelapa sawit,” paparnya.

Lebih lanjut, Lita menjelaskan, jika di daerah Tumbit, sempat menjadi daerah pengembangan komoditas kakao dengan lahan perkebunan yang cukup luas. Namun, karena sering banjir, banyak pohon kakao yang mati.

“Kakao menjadi banyak yang rusak dan busuk. Hingga akhirnya beralih menjadi komoditas sawit. Yang dulunya kakao menjadi komoditas unggul kini beralih fungsi,” keluhnya.

Meski begitu, pihaknya juga memiliki memiliki wilayah pengembangan lain. Seperti, Long Lanuk, Inaran, Lesan Dayak, Nyapa Indah, Merasa, Birang, Gurimbang, Suaran, hingga Sukan Tengah. Beberapa kampung yang tergerak untuk menanam kakao dan sudah mulai terlihat perkembangannya, yakni Lesan Dayak, Nyapa Indah dan Long Lanuk.

“Kampung-kampung itulah yang terus kita jaga agar dapat terus mengembangkan kakao agar dapat kembali meningkatkan gairah para petani,” kata dia.

Karena pihaknya melihat dan menilai bahwa para petani serius dalam menanam kakao. Bahkan biji kakao yang berasal dari kampung-kampung tersebut bisa menjuarai hingga tingkat nasional.

“Sehingga kami akan terus mendukung apa yang menjadi kebutuhan para petani, karena kakao di Berau juga sangat menjanjikan,” tandasnya. (aky/arp)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB
X