TANJUNG REDEB – Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Berau, Ilyas Natsir yang mengakui sarana dan prasarana wisata di Berau masih belum mumpuni.
Dijelaskannya, ada beberapa infrastruktur yang sejatinya sudah dipenuhi. Namun masih belum maksimal dan sulit menambah pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor pariwisata.
Pihaknya juga selain mengandalkan anggaran dari APBD, berupaya mendapat anggaran dari APBN. “Kami juga berupaya menegosiasi dengan pihak ketiga, yakni swasta,” bebernya.
Dilanjutkannya, untuk progres perbaikan jalan menuju ke pesisir memang sudah ada perbaikan. Dan cukup mulus serta mendapatkan gelontoran anggaran dari Provinsi Kaltim. Karena memang menjadi ranah provinsi.
“Misalnya jalan ada yang belum bagus. Kalau yang ke daerah laut (pesisir, red) sudah cukup bagus. Kemudian yang di Maratua sudah Alhamdulillah, hanya yang perlu kuota penerbangan saja,” ungkapnya.
Ia mengatakan, adanya tambahan kuota penerbangan ke Maratua, ia yakin akan meningkatkan kunjungan wisatawan ke daerah tersebut. Apalagi Maratua, tidak hanya terkenal dengan daratnya. Keindahan bawah lautnya sudah tidak perlu diragukan lagi.
“Ya harus diakui hal ini, bawah laut Maratua menjadi incaran untuk diabadikan,” ujarnya.
Disinggung mengenai jaringan di Maratua, dikatakan Ilyas, akan dibantu dengan 1000 titik WIFI. Meskipun ada kekurangan, ia mengaku akan berupaya melobi pusat, agar bisa menyediakan tower. Karena diakuinya, promosi wisata sangat bergantung pada media sosial. Dan promosi melalui media sosial dianggapnya murah dan praktis.
“Sederhana saja, orang datang, upload di media sosial mereka. itu sudah masuk promosi,” bebernya.
Ia juga mengaku, tetap berkoordinasi dengan badan promise, dan diperkirakan akan berkunjung pada Mei mendatang. Ia juga akan memasang video di Bandara Internasional Ngurah Rai di Bali. Tujuannya adalah bagaimana badan promosi pariwisata mempromosikan Berau di wisata Bali.
“Kebutuhan jaringan internet sangat dibutuhkan untuk menunjang pariwisata Berau,” tutupnya. (hmd/arp)
