Di Awal Bermodal Nekat, Kini Hasilkan 300 Kilogram Kakao

- Selasa, 9 Mei 2023 | 15:38 WIB
PENILAIAN: Panitia lomba Petani Kakao Lestari saat melakukan penilaian terhadap kebun para peserta.
PENILAIAN: Panitia lomba Petani Kakao Lestari saat melakukan penilaian terhadap kebun para peserta.

Para petani terus berupaya memaksimalkan potensi perkebunan kakao di Kabupaten Berau. Salah satunya Anto, seorang petani kakao asal Dusun Nyapa Indah, Kampung Long Lanuk, Kecamatan Sambaliung. Yang hingga saat ini terus bersemangat mengembangkan tanaman kakao di kebunnya yang kini seluas dua hektare.

 

SUMARNI, Tanjung Redeb

 

ANTO, mulai menggeluti pekerjaannya sebagai petani kakao sejak tahun 2012-2014. Kakao dianggapnya sebagai penopang kesejahteraan ekonomi keluarganya. Ia mulai terinspirasi dari sesama petani kakao, Ia mengembangkan kakao di kebunnya secara perorangan. Hanya bermodalkan semangat dan tekad yang kuat, serta percaya diri yang tinggi.

“Awalnya termotivasi dari teman yang lebih dulu aktif menanam kakao. Jadi bermodal semangat dan yakin saja, akhirnya bertahan sampai sekarang sebagai petani kakao,” ujarnya saat ditemui, kemarin (8/5).

Berbagai macam kendala dan kesulitan pun tak terhindarkan ketika dirinya baru menanam kakao. Mulai dari segi pemeliharaan, serta bagaimana perlakuan terhadap kakao sebelum dan sesudah panen.

Selain itu, bagaimana cara mengantisipasi berbagai penyakit dan hama yang menyerang. Itu semua juga masih belum dipelajarinya betul terkait cara mengatasinya. Termasuk pemilihan pupuk yang baik untuk pertumbuhan biji kakao.

“Luar biasa para petani di Kelompok Tani Kakao Tekad Maju Dusun Nyapa Indah ini. Sebelumnya hanya menanam saja, masih banyak sekali kekurangan. Sampai akhirnya bisa mendapat pembinaan dari Berau Coal,” jelasnya.

Bahkan diakuinya, dulu ketika setiap panen tiba, sekali panen sangat kecil jumlah buah yang dihasilkan pada satu pohon. Hasil itu memang menurutnya masih terbilang sedikit dari seharusnya. Namun Anto meyakini, kalau kakao ini laku di pasar, kebutuhannya cukup tinggi. Menurutnya, kakao menjadi pilihan para petani, karena memiliki peluang yang cukup baik.

“Alhamdulillah saya tetap berusaha konsisten untuk membudidayakan kakao di kampung kami ini, meski yang dihasilkan awalnya tidak seberapa,” tuturnya.

Seiring berjalannya waktu, serta proses panjang yang telah dilaluinya, buah hasil kerja Anto pun kini dirasakannya, sudah berdampak lebih baik dari sebelumnya. Itu juga diakuinya tak lain berkat program pendampingan dari PT Berau Coal kepada para petani kakao di kampungnya.

“Dibandingkan dulu, sekarang untuk normalnya tanpa kendala banjir untuk kakao kering sekali panen bisa menghasilkan 300 kilogram,” ungkapnya.

“Meski naik turun, sampai pernah merasakan hasil panen hanya 40 kilogram karena banjir parah melanda pada 2021 lalu,” sambungnya.

Halaman:

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Transaksi SPKLU Naik Lima Kali Lipat

Jumat, 19 April 2024 | 10:45 WIB

Pusat Data Tingkatkan Permintaan Kawasan Industri

Jumat, 19 April 2024 | 09:55 WIB

Suzuki Indonesia Recall 448 Unit Jimny 3-Door

Jumat, 19 April 2024 | 08:49 WIB

Libur Idulfitri Dongkrak Kinerja Kafe-Restoran

Kamis, 18 April 2024 | 10:30 WIB

Harga CPO Naik Ikut Mengerek Sawit

Kamis, 18 April 2024 | 07:55 WIB
X