127 Kasus DBD Dalam Empat Bulan

- Selasa, 9 Mei 2023 | 15:41 WIB
PENGASAPAN: Petugas tengah melakukan pengasapan untuk mencegah penularan DBD.
PENGASAPAN: Petugas tengah melakukan pengasapan untuk mencegah penularan DBD.

TANJUNG REDEB - Selain tetap mewaspadai Covid-19, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Berau, Totoh Hermanto, juga mengimbau masyarakat waspada penularan Demam Berdarah Dengue (DBD).

Hal itu diutarakannya, mengingat sejak awal tahun 2023 sudah terdapat 127 kasus DBD di Kabupeten Berau. Angka ini menurutnya cukup tinggi terjadi di awal tahun.

Tingginya penularan ini dinilainya, terjadi lantaran perubahan cuaca yang tidak menentu, serta masih kurangnya kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggalnya. “Untuk awal tahun sejak Januari angka ini cukup tinggi,” tutur Totoh, Minggu (7/5).

Untuk itu, Dia menekankan pentingnya hidup bersih dan sehat di tengah masyarakat. Seperti diketahui, penyebaran demam berdarah sendiri dibawa oleh nyamuk spesies Aedes. Yaitu Aedes Aegypti atau Aedes Albopictus yang tumbuh dan berkembang pada lingkungan yang tidak bersih. “Dia kan senang tinggal di air yang menggenang, atau lingkungan yang jorok,” terangnya.

Sehingganya, Totoh mengimbau masyarakat untuk sadari hal itu dan tidak membiarkan genangan air yang tidak perlu, menjaga kebersihan lingkungan, serta rajin memantau perkembangan jentik nyamuk sebelum menjadi nyamuk.

“Pencegahan sedini mungkin itu diperlukan, dan tidak hanya menjaga kebersihan lingkungan atau rumahnya sendiri saja. Tetangga terdekatnya juga harus sejalan. Karena bisa jadi bukan dari rumahnya, ternyata dari rumah tetangganya,” tuturnya.

Pencegahan dini ini dikatakan Totoh bisa dimulai dilakukan, apalagi di musim yang belakangan kerap terjadi hujan. Masyarakat juga bisa meminta obat Abate kepada puskesmas terdekat secara cuma-cuma. “Gratis, masyarakat datang dan minta saja. Bahkan ada juga juru jumantiknya,” terangnya.

Dijelaskan Totoh, Abate senyawa kimia Larvasida kuat yang secara efektif mengontrol fase larva atau jentik pada nyamuk. “Abate ini sangat efektif untuk mengendalikan semua jentik nyamuk pada dosis rendah. Pertahanan pertama terhadap penyakit yang disebabkan oleh nyamuk,” ujarnya.

Meski demikian, jika dirasa sudah banyak nyamuk yang sudah berkeliaran, maka penggunaan fogging menjadi solusinya. Namun, Totoh menegaskan bahwa penggunaan fogging tidak membunuh jentik nyamuknya.

“Kalau sudah banyak yang berterbangan memang harus fogging, jangan lupa abate dan mengurangi wadah genangan tak penting tetap harus dilakukan. Karena fogging tidak membunuh jentik,” tegasnya.

Selain itu, masyarakat diminta perhatian dengan lingkungannya seperti membersihkan saluran air dari sampah yang menyumbat. Sehingga, hal itu mencegah genangan yang bisa menjadi tempat bertelur nyamuk.

“Itu harus lancar harus ada drainase jangan sampai mengendap akan membentuk jentik nyamuk,” tuturnya.

Sehingga, pihak kelurahan atau kampung bisa mulai mengingatkan masyarakatnya agar melaksanakan kerja bakti, yang dijadwalkan untuk mencegah hal-hal tersebut terjadi. “Kerja bakti harus dilaksanakan, seminggu sekali atau sebulan dua kali bisa jadi pilihan,” tandasnya. (*/sen/sam)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Sembilan Ribu Anak di PPU Diberi Seragam Gratis

Kamis, 25 April 2024 | 18:00 WIB

Pemkot Balikpapan Didesak Fasilitasi Pom Mini

Kamis, 25 April 2024 | 10:00 WIB

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB
X