Mudik lewat Malaysia Lebih Murah

- Rabu, 10 Mei 2023 | 17:56 WIB

Pemerintah diminta mencari solusi menyikapi harga tiket pesawat yang naik drastis setiap momentum arus mudik maupun arus balik Lebaran. Tingginya permintaan, diduga membuat maskapai penerbangan menaikkan harga tiket.

 

PENUMPANG pesawat berinisial P punya pengalaman berbeda dibandingkan pelaksanaan mudik tahun sebelumnya. Dia harus menempuh perjalanan udara dari Balikpapan ke Medan, Sumatra Utara, melalui Malaysia. Ini karena tiket yang lebih mudah diperoleh. Juga harga tiket internasional lebih murah dibandingkan domestik, atau penerbangan langsung Balikpapan–Medan.

Fakta ini dibeber Kepala Kanwil V Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Manaek SM Pasaribu. Manaek menyebut, sosok P mengaku telah mencari informasi serta berbagai cara agar dapat merayakan Idulfitri di Medan, tempat istri dan anaknya berada. Sebagai pekerja yang mencari nafkah di Balikpapan, merayakan hari raya bersama keluarga sangat berarti setelah berbulan-bulan lelah bekerja dan jauh dari keluarga.

“Berdasarkan informasi dari berbagai kanal penjualan tiket transportasi udara, saudara P menemukan fakta bahwa terbang dari Balikpapan menuju Medan ternyata lebih hemat dengan rute ke luar negeri dibanding rute dalam negeri (domestik) untuk periode mudik tersebut,” ujar Manaek, Minggu (7/5).

Lanjut Manaek, P biasanya menggunakan rute angkutan udara dari Balikpapan menuju Medan dengan transit Jakarta ketika pulang. Lantaran biaya tinggi, mencapai Rp 7 juta, P pun melirik rute lain dengan transit Kuala Lumpur, Malaysia. “Ternyata biayanya hanya sekitar Rp 4,5 juta. Sehingga ia bisa saving sekitar Rp 2,5 juta,” ucapnya.

 

Ketika transit di Kuala Lumpur, P juga tidak mengeluarkan biaya tambahan. Kecuali jika ingin membeli makanan. Hal yang harus diperhatikan juga adalah spare time kedatangan dan jadwal pesawat berikutnya ketika di Kuala Lumpur. Sebab, proses di imigrasi terkadang tidak dapat diprediksi berapa lama. Kemudian juga setidaknya harus sudah melakukan web check-in, sehingga ketika transit di Kuala Lumpur tidak lagi perlu mengantre di konter.

 

“Untuk biaya membuat paspor agar bisa mudik dengan cara tersebut, ia hanya mengeluarkan ongkos Rp 350 ribu. Itu pun paspor dapat terus digunakan hingga 10 tahun ke depan,” terang Manaek.

Yang menarik, sewaktu di Bandara Kuala Lumpur, ternyata ada banyak penumpang dari Indonesia yang bepergian dari satu tempat ke tempat lain di Indonesia yang memanfaatkan rute transit melalui Kuala Lumpur. Ada penumpang dari Aceh, serta beberapa provinsi lain yang sedang proses transit di sana.

"Mengapa hal ini bisa terjadi, tarif angkutan udara rute domestik bisa lebih mahal dari tarif angkutan udara internasional, seperti pengalaman mudik P tersebut. Padahal dari segi jarak, Balikpapan ke Medan baik via Jakarta maupun melalui Kuala Lumpur, tidak berbeda banyak,” ujar Manaek.

Apakah faktor tingginya permintaan dari konsumen di rute domestik, sehingga tarifnya lebih tinggi. Atau ada perbedaan struktur biaya antara maskapai domestik dan maskapai asing. Atau mungkin masih kurangnya kompetisi dalam penyediaan jasa angkutan udara domestik.

“Maraknya konsumen yang lebih memilih terbang melalui negara lain secara tidak langsung juga merugikan perekonomian kita. Uang kita mengalir untuk maskapai asing, dan menggunakan mata uang asing untuk membeli tiket dari negara lain. Semoga ke depan kompetisi pada jasa angkutan udara domestik kita bisa lebih kompetitif dan berdaya saing sehingga memberi dampak positif pada masyarakat,” sebut Manaek.

Halaman:

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB
X