TANJUNG REDEB – Bulat. Makmur HAPK kini mengakhiri kebersamaan sekitar 30 tahun dengan Partai Golkar. Bupati Berau periode 2005-2015 itu, kini menjadi bagian Partai Gerindra.
Kepada media, Makmur HAPK mengatakan dirinya sebenarnya tidak ingin pindah ke partai lain. Namun karena keberadannya sudah tidak diinginkan partai yang telah dibesarkan dan membesarkannya tersebut, serta keputusan partai yang dianggap menzaliminya, dianggap Makmur sudah tidak bisa ditoleransi lagi.
Makmur yang pernah menjadi Ketua DPD Golkar Berau dua periode, dan Ketua Harian DPD Golkar Kaltim, juga dua periode, mengungkapkan, ketika dirinya diberi amanat menjadi Ketua DPRD Kaltim periode 2019-2024 yang kemudian diganti di tengah jalan, Partai Golkar justru banyak menentangnya. “Jika kita bedah terkait dengan Partai Golkar itu sangat panjang. Tetapi yang jelas saya ini adalah salah satu kader tua di Golkar dan saya dizalimi, tidak satupun komunikasi yang baik dilakukan kepada kami, padahal bukan persoalan ketua yang saya tuntut," ujar Makmur.
Makmur sebenarnya menginginkan adanya penyelesaian konflik dengan mengikuti dan menaati mekanisme dan aturan partai. Namun yang didapatnya tidak demikian. “Seperti kita tahu bahwa Golkar ini organisasi partai politik besar. Harusnya jadi tempat kita belajar mengolah negara, seharusnya dapat berbuat dan memberi contoh," jelasnya.
Keputusan Makmur meninggalkan Golkar dan berlabuh ke Gerindra, juga banyak disesalkan para pengurus lama Golkar. Namun mereka memaklumi keputusan yang diambil Makmur, karena menilai perlakuan partai memang tidak wajar dan tak beretika. "Sebenarnya saya tidak ingin pindah-pindah, tetapi karena memang saya pikir, kalau saya bertahan dengan partai seperti itu, kan tidak benar juga," ungkapnya.
Menurut Makmur, ketika dirinya diberi amanah menjadi Ketua DPRD Kaltim, bukan tanpa proses atau mengemis jabatan di Golkar. Tapi sudah sesuai mekanisme partai. Yakni sebagai partai pemenang dan Makmur sebagai kader dengan perolehan suara terbanyak. "Saya jadi ketua itu dipanggil dulu ke pusat. Saya jadi ketua itu hasil Musda, bukan formatur. Saya sendiri pengurus harian tidak pernah dikomunikasikan (saat akan diganti sebagai Ketua DPRD). Jadi saya lihat gejala-gejala seperti ini membuat saya secara pribadi tidak mau terus berada di partai seperti ini,” imbuhnya.
Makmur menyampaikan, intinya dia diperlakukan yang tidak benar. "Saya diperlakukan oleh pengurus partai dengan cara yang tidak beretika. Semua tudingan di Mahkamah Partai tidak bisa dibuktikan juga,” katanya.
Dengan kemantapan hati, Makmur dengan lugas mengungkapkan bahwa dirinya sudah berlabuh ke Gerindra. Terkait konsekuensinya, ia siap dengan apapun hal yang terjadi. "Harus sportif juga. Saya pindah ke Gerindra. Saya daftar ke Gerindra, saya juga sudah mengajukan pengunduran diri ke Golkar di sekretariat provinsi. Saya tidak mau sembunyi-sembunyi,” kata Makmur.
Soal target di Gerindra, Makmur mengatakan bahwa tidak ingin hanya sekadar masuk partai atau sekadar duduk sebagai wakil dari Gerindra. Tetapi lebih sebagai upaya sumbangsih kepada masyarakat dan partai. "Yang terpenting, saya akan mempersembahkan sesuatu bagi Gerindra sebagaimana selama ini sebagai politikus di Golkar," ungkapnya.
Meskipun Makmur meninggalkan Golkar dengan cara seperti ini, dirinya tidak akan mengajak orang-orang Golkar lain untuk ikut pindah. Dirinya hanya mengajak keluarganya saja.
Dengan besar hati, dia juga memastikan tidak akan memusuhi Golkar. Hanya saja masih banyak yang belum tahu alasan kenapa ia keluar dari Golkar. Maka dari itu, Makmur hanya akan menjelaskan apa adanya, apa yang terjadi antara dirinya dan Partai Golkar Kaltim. "Saya mohon pamit kepada kader-kader Golkar. Pasti saya sampaikan supaya jangan jadi pengkhianat partai,” tandasnya.
KAWIN-CERAI HAL BIASA
Pengunduran Makmur HAPK sebagai kader Partai Golkar, mendapat respons DPD Partai Golkar Kaltim.
Diungkapkan Sekretaris DPD Golkar Kaltim Husni Fahruddin, pengunduran diri Makmur HAPK merupakan hal yang biasa dalam sebuah partai.
“Keluar-masuk itu sudah biasa, kalau sudah tidak cocok maka akan mencari wadah lain yang sesuai. Apalagi mendekat pileg ini, kalau ada yang keluar, pasti banyak masuk. Karena kawin-cerai di parpol itu lumrah terjadi,” ungkap pria yang akrab disapa Ayub ini, Selasa (16/5).
Ayub menyebutkan, Golkar menghargai keputusan Makmur. Terkait posisi ketua DPRD Kaltim sebagai alat kelengkapan, merupakan hal wajar jika terjadi perubahan sesuai keinginan partai.
“Yang terpenting partai Golkar menghargai beliau (Makmur HAPK). Pertama-tama kami ucapkan terima kasih atas pengabdian Pak Makmur selama ini di partai Golkar, kami pun meminta maaf bila selama bersosialisasi ada hal-hal yang kurang berkenan,” ucapnya.
Bagaimana langkah selanjutnya usai pengunduran diri Makmur? Ayub menyebut pihaknya kini tengah mengurus proses administrasi pergantian Makmur sebagai anggota DPRD Kaltim.
“Terkait surat pengunduran diri, saya yang langsung menerima suratnya dan kita menerima apa yang menjadi keinginan beliau. Beliau akan berjuang di tempat lain, karena sebenarnya wadahnya saja yang berbeda, tujuannya sama untuk mensejahterakan masyarakat Kaltim,” katanya.
Diwawancarai terpisah, Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gerindra Berau Jakariya mengatakan, Makmur HAPK adalah salah satu tokoh politik yang menjadi panutan di Kabupaten Berau. Sehingga dengan bergabungnya Makmur, pihaknya sangat bangga karena Makmur melilih Gerindra sebagai pelabuhannya. “Dengan begitu menandakan bahwa Partai Gerindra memiliki nilai plus dan kami sangat senang sekali dengan bergabungnya beliau ke Gerindra,” paparnya.
Dirinya dan beberapa kader yang terbilang sebagai politikus muda, sangat membutuhkan sosok Makmur untuk menjadi guru. Bahkan masuknya Makmur menurutnya sangat luar bisa. “Ibarat mesin kita (Partai Gerindra, red), dengan kedatangan Pak Makmur mendapat penambahan mesin turbo yang bisa membuat melesat,” ungkapnya.
Dengan begitu menurut Jaka -sapaan akrabnya – nantinya para politikus baru di Gerindra bisa bersama-sama Makmur, yang tentunya untuk memenangkan Pemilu serentak 2024. “Sebenarnya komunikasi ini sudah dibangun sejak lama. Kita bersykur, selain bersama di partai, beliau juga punya kedekatan emosional dengan Ketua DPD Gerindra Kaltim, Andi Harun, dekat sebagai teman,” jelasnya. (kpg/aky/udi)