Absen saat Covid-19

- Kamis, 18 Mei 2023 | 15:14 WIB
-
-

TANJUNG REDEB - Menjadi salah satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) atau perusahaan daerah (perusda) yang disorot pihak legislatif, PT Hutansanggam Labanan Lestari (HLL) yang kini disebut PT Hutan Sanggam Berau (HSB), mengklaim telah berkontribusi bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Berau.

Direktur HSB Roby Maula melalui Manajer Humas Pamhut HSB Anwar Kalfangare mengatakan, setiap tahunnya perusahaan selalu memberi kontribusi bagi PAD Berau. Bahkan sejak berdirinya perusahaan pada 2003 silam.  

"Tahun 2022 lalu, perusahaan berhasil mengalami surplus sejumlah Rp 2.457.476.790. Sehingga kontribusinya lebih baik lagi bagi daerah," ujarnya kepada Berau Post kemarin (17/5).

Kecuali kata Anwar, pada tahun 2020, perusahaan sempat tidak memberi kontribusi PAD, karena perusahaan mengalami kerugian akibat dari dampak pendemi Covid-19. Kemudian pada akhir 2021 lalu, saat pergantian jajaran direksi, perusahaan juga sempat berada dalam kondisi menurun. Belum lagi diperparah dengan kerugian yang dialami perusahaan akibat pandemi Covid-19.

"Maka itu, perusahaan optimistis akan kembali memberikan kontribusi dan signifikan lagi bagi PAD Berau pada tahun 2023," tegasnya. "Harapannya juga pada tahun-tahun selanjutnya, dan kami pun berusaha untuk berbenah lebih baik lagi," sambungnya.

Lanjut Anwar, sebenarnya tantangan yang dihadapi tak hanya itu. Belakangan ini, dampak perang Rusia-Ukraina dan krisis global turut berpengaruh pada target pendapatan perusahaan. Terlebih negara-negara tujuan ekspor olahan kayu bulat seperti Tiongkok, Jepang, dan Amerika Serikat, turut terdampak perang tersebut dan tidak terlepas dari krisis.

"Jadi, akibatnya sektor manufaktur turut terpukul, karena pasar global kembali berpusat pada sektor energi seperti listrik dan batu bara. Jelas hal ini membawa dampak tersendiri bagi sektor bisnis Hutan Sanggam yang kian kehilangan pembeli," bebernya.

Dengan tantangan-tantangan yang dihadapi tersebut, perusahaan bertekad untuk kembali eksis dan tidak lagi mengalami kerugian, terutama pasca pandemi. Karena itu disebut Anwar, pada tahun 2021 lalu, mulai dilakukan efisiensi dan efektivitas perusahaan demi perbaikan ke tahun selanjutnya.

"Dengan kebijakan itu, biaya-biaya pengelolaan mulai ditekan. Langkah-langkah yang sudah dan akan ditempuh perusahaan pun mulai diperiodisasi, baik itu berupa jangka pendek, menengah dan panjang," terangnya.

Untuk jangka pendek, perusahaan akan mengembalikan performa terlebih dahulu. Itu supaya perusahaan dapat memberi kontribusi pada daerah. Tentu dengan memaksimalkan pengelolaan kayu bulat yang selama ini sudah berjalan.

Kemudian jangka menengahnya, memperoleh hasil di luar pendapatan kayu bulat melalui upaya optimalisasi untuk melakukan diversifikasi usaha. Sehingga di tahun 2022, ketika masuk dalam jangka menengah, perusahaan pun mulai melakukan pembenahan.

"Pembenahan itu mulai dari pembenahan SDM, invetarisasi dan langkah optimalisasi aset. Sedangkan dalam jangka panjang, perusahaan akan berjuang agar tidak sepenuhnya lagi bergantung pada kayu bulat," jelasnya.

Menurut Anwar, pilihan untuk tidak bergantung pada kayu bulat dipengaruhi sampai saat ini, krisis global turut berpengaruh terhadap pengelolaan hasil kayu. Selain itu, sesuai ketentuan yang berlaku, perusahaan tidak lagi megekspor kayu bulat, tetapi dalam bentuk turunan atau barang setengah jadi.

"Sebagai pilihan alternatif, perusahaan akan berusaha memaksimalkan pendapatan melalui optimalisasi aset, untuk menyokong diversifikasi usaha Hutan Sanggam," katanya.

Halaman:

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Camat Samboja Barat Tepis Isu Dugaan Pungli PTSL

Kamis, 25 April 2024 | 18:44 WIB

Sembilan Ribu Anak di PPU Diberi Seragam Gratis

Kamis, 25 April 2024 | 18:00 WIB

Pemkot Balikpapan Didesak Fasilitasi Pom Mini

Kamis, 25 April 2024 | 10:00 WIB

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB
X