TANJUNG REDEB – Bupati Berau Sri Juniarsih menyoroti terus meningkatnya kasus Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immunodeficiency Syndrome (HIV/AIDS), dari tahun ke tahun.
Menurutnya, peran semua pihak dibutuhkan dalam hal ini. Khususnya Dinas Kesehatan (Dinkes) Berau yang dianggap harus lebih masif melakukan sosialisasi pengendalian penyakit menular tersebut.
“Kita tahu semua bahwa HIV/AIDS ini belum ada obatnya. Tapi bisa dicegah,” ujarnya kepada awak media kemarin (18/5).
Peran Dinas Kesehatan tentu besar dalam mencegah penularan penyakit tersebut. Dia mengatakan, beberapa tahun silam Dinkes bersama Badan Narkotika Kabupaten (BNK) kerap melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap wanita pekerja malam di Berau. Namun dalam beberapa tahun terakhir, kegiatan tersebut mulai kendor.
“Saya rasa, kegiatan pengecekan rutin tersebut bisa kembali digalakkan,” tuturnya.
Untuk itu dia meminta jajaran Dinkes Berau kembali gencar turun lapangan memberikan imbauan bahaya sek bebas, hingga penyalahgunaan narkotika. Menurut Sri Juniarsih, penyebaran HIV/AIDS, tidak melulu melalui hubungan seksual. Pengunaan jarum suntik bergantian, juga bisa menjadi media penularan penyakit tersebut. “Maka itu, peran Dinkes, ketua RT, lurah, bisa ditingkatkan dalam menjaga lingkungan dari pergaulan bebas,” katanya.
Ia juga meminta kepada Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) lebih aktif dalam melakukan patroli, terhadap kemungkinan pergulan bebas. Jika ada wanita yang masih berada di luar rumah atau berkumpul di atas pukul 22.00 Wita, sebaiknya segera dibubarkan. Begitu juga, jika Satpol PP menemukan aktivitas yang mencurigakan, agar bisa memberikan tindakan. Menurutnya hal ini bisa mencegah terjadinya pergaulan bebas remaja Berau. “Lebih baik mencegah daripada mengobati,” tambahnya.
Diketahui, penyebaran HIV/AIDS masih cukup marak terjadi di Berau. Tercatat, dalam selang waktu lima bulan terakhir, Dinkes Berau sudah mendapati 13 orang terkena HIV/AIDS.
Menurut Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P), Dinkes Berau, Garna Sudarsono, kasus HIV di Berau cenderung fluktuatif dalam lima tahun terakhir. Di mana mayoritas kasus didapati saat tim gabungan melaksanakan patroli di tempat hiburan malam (THM).
Dari data Dinkes Berau pada tahun 2018, didapati sebanyak 36 orang terkena HIV/AIDS, 2019 ada 24 orang, 2020 ada 22 orang, 2021 ada 32 orang, 2022 ada 36 orang dan di tahun 2023 sementara ini ada 13 orang. (hmd/udi)