TANJUNG REDEB - Sejumlah daerah dilanda cuaca ekstrem, tak terkecuali di Kabupaten Berau. Meski sesekali terjadi hujan deras, cuaca panas juga kerap memicu terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Hingga saat ini pun kata Kepala Pelaksanaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Thamrin, ada beberapa laporan kahutla yang pihaknya terima sejak awal tahun 2023.
"Sejak Januari 2023 hingga saat ini ada sekitar 10 laporan karhutla yang ada di Kabupaten Berau," ujar Thamrin.
Cuaca panas ekstrem disebutnya diperkirakan puncaknya awal tahun, namun dari Januari hingga Mei masih ada didapati hujan.
"Cuaca yang terjadi masih belum bisa ditebak, karena kadang panas dan kadang hujan deras," tambahnya.
Menyikapi hal tersebut, sesuai hasil rapat bersama beberapa stakeholder di Balikpapan dan BMKG, cuaca ekstrem di tahun 2023 ini akan terjadi puncaknya pada Juni, Juli, Agustus dan September.
"Memang dari perkiraan awal agak meleset, tapi hal itu kemungkinan akan terjadi," tambahnya.
Tentunya BPBD akan selalu melakukan antisipasi walau tidak terjadi bencana alam dengan cara menyiapkan 11 titik posko yang tersebar di beberapa kecamatan.
"Kita selalu sampaikan bahwa bencana itu tidak bisa diprediksi, tapi kapanpun dan dimanapun kita selalu siap siaga," tambahnya.
Oleh karena itu, pihaknya selalu menyiagakan personel BPBD agar kiranya siap kapan saja untuk membantu ketika terjadi bencana alam.
"Saya sudah instruksikan kepada petugas di wilayah tersebut untuk meninjau lokasi dan bisa diamankan," tambahnya.
Oleh karena itu, Thamrin mengimbau masyarakat khususnya pemilik lahan perkebunan, untuk tidak melakukan pembakaran lahan sembarangan.
"Cuaca masih tidak menentu, saya harap masyarakat bisa berhati-hati dan tidak menimbulkan sesuatu yang tidak diinginkan. Mari bersama-sama kita jaga lingkungan kita," tutupnya. (adm/sam)
