Pentingnya IMD bagi Bayi Baru Lahir

- Sabtu, 20 Mei 2023 | 18:57 WIB
-
-

SALAH satu tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) adalah menurunkan angka kematian bayi (AKB) sebesar 12 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2030. Berdasarkan United Nations Children’s Fund (UNICEF) AKB di Indonesia menunjukkan angka 24 per 1.000 kelahiran hidup yang masih jauh dari sasaran SDGs.

AKB merupakan salah satu tolok ukur penting yang menjadi penentu keberhasilan pelayanan kesehatan dalam suatu daerah dalam menilai derajat kesehatan masyarakat. Dengan melihat data tersebut, maka perlu dilakukan langkah-langkah nyata dalam upaya pencegahan meningkatnya angka kematian bayi.

Salah satu upaya yang digalakkan pemerintah dalam rangka menurunkan AKB adalah melalui pemberian Inisiasi Menyusu Dini (IMD). Berdasarkan hasil kajian teoritis yang dilakukan oleh Sejatiningsih (2019), fenomena tingginya angka kematian bayi dapat diatasi dengan meningkatkan imunitas bayi melalui pemberian kolostrum yang terdapat dalam kandungan air susu ibu melalui pelaksanaan inisiasi menyusu dini.

IMD adalah suatu proses di mana bayi yang baru lahir diletakkan pada dada dan perut ibu segera setelah persalinan, agar bayi secara alamiah mencari puting susu ibu dan mulai menyusu dalam rentang waktu 1 jam lamanya. Air susu ibu pertama mengandung kolostrum yang kaya akan sel darah putih dan antibody, terutama Imunoglobulin A, persentase kandungan protein yang sangat besar, mineral, dan vitamin larut lemak (A,E, dan K) yang lebih besar daripada kandungan susu selanjutnya. Kolostrum dapat bertindak sebagai imunisasi pertama bayi dan dapat memberikan perlindungan terhadap berbagai penyakit. Hal ini sejalan dengan World Health Organization (WHO) dalam penelitian yang dilakukan oleh Ginsburg et al pada tahun 2020 yang berjudul Breast Cancer Early Detection: A Phased Approach to Implementation. Cancer bahwa IMD mempunyai peran sebagai perlindungan dalam mencegah suatu penyakit bagi ibu dan bayi.

Beragam manfaat dari IMD seperti yang dikutip dari studi Sari, D. N., & Ambarwati (2020) yaitu dapat mencegah hipotermi pada bayi karena pada saat terjadi kontak kulit ke kulit antara bayi dengan ibunya suhu panas dari tubuh ibu akan mengalir ke bayi, sehingga suhu tubuh bayi akan tetap hangat. Selain itu untuk menjaga kesehatan sistem pencernaan bayi, karena jilatan bayi di kulit sekitar payudara ibu saat mencari puting menyebabkan masuknya bakteri baik yang dapat membantu proses pembentukan imunitas bayi. Sedangkan bagi ibu, manfaatnya adalah isapan dan sentuhan bayi dapat merangsang keluarnya hormon oksitosin yang dapat membantu rahim untuk berkontraksi, sehingga mengurangi risiko perdarahan. Manfaat lainnya adalah, melalui penerapan IMD maka peluang keberhasilan pelaksanaan ASI eksklusif menjadi lebih besar dan IMD termasuk dalam intervensi spesifik dalam upaya penurunan stunting.

Pada pelaksanaannya, terdapat beberapa faktor yang menjadi penghambat IMD tidak berjalan optimal. Studi yang dilakukan Pesak (2017), menemukan bahwa faktor-faktor tersebut di antaranya masih kurangnya pengetahuan dan kesadaran terhadap manfaat penting IMD bagi bayi, sosial budaya, serta masih kurang dukungan dari tempat mendapat pelayanan kesehatan dan tenaga kesehatan dalam melaksanakan IMD.

Oleh karena itu, agar implementasi IMD dapat berjalan dengan baik, maka perlu dilakukan upaya intervensi. Baik intervensi terhadap masyarakat, petugas kesehatan, maupun dalam tatanan keluarga, serta penguatan layanan kesehatan.

Intervensi tingkat masyarakat dilakukan secara komprehensif melalui kampanye dan edukasi untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya IMD, melalui media massa, media sosial, kampanye publik, dan media elektronik. Selain itu juga dengan memperkuat peran tenaga kesehatan dan layanan kesehatan dalam menyebarkan informasi yang benar. Sehubungan dengan itu maka bidan, perawat, dan dokter perlu diberikan pendidikan dan pelatihan khusus tentang penatalaksanaan IMD.

Penelitian yang dilakukan oleh Yuliea (2019) menyatakan peranan tenaga kesehatan yaitu perawat, bidan, dan dokter sangat penting dalam meningkatkan keberhasilan pelaksanaan IMD. Karena tenaga kesehatan merupakan orang yang pertama memberikan informasi tentang IMD, sekaligus memberi motivasi agar ibu melakukan IMD segera setelah bayi lahir.

Sebagaimana diketahui, pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 tentang Pemberian ASI Eksklusif, di mana pada pasal 9 ayat (1) menyatakan bahwa tenaga kesehatan dan penyelenggara fasilitas pelayanan kesehatan wajib melakukan inisiasi menyusu dini terhadap bayi yang baru lahir kepada ibunya paling singkat selama satu jam. Sedangkan dalam tatanan keluarga, dapat dilakukan dengan cara memaksimalkan peran keluarga untuk mendukung ibu dalam memberikan IMD melalui konseling dimulai dari sejak kehamilan.

Intervensi penguatan layanan kesehatan dengan memperkuat layanan kesehatan di fasilitas kesehatan termasuk rumah sakit, puskesmas, serta klinik ibu dan anak, dengan menyediakan sarana dan prasarana yang memadai, pendampingan dan dukungan pascakelahiran, serta perlu adanya prosedur kerja baku standar (SOP) di semua fasilitas kesehatan, yang mengatur tentang kebijakan pelaksanaan IMD pada bayi baru lahir maupun penerapan teguran atau sanksi bagi tenaga kesehatan yang tidak mempraktikkan IMD. Dengan adanya kebijakan yang jelas dan tegas serta pengawasan dari fasilitas kesehatan, dapat membantu IMD berjalan optimal.

Akhirnya dukungan dan komitmen dari seluruh elemen masyarakat, peningkatan kerja sama dan koordinasi yang baik antara penentu kebijakan, fasilitas kesehatan, penolong persalinan, ibu bersalin dan keluarganya dalam mendukung keberhasilan pelaksanaan IMD. Dengan demikian akan tercapai tujuan mulia SDGs pada tahun 2030. Ingatlah, setiap tetes air susu ibu, menghadirkan sejuta harapan untuk masa depan. Dalam setiap tegukan, terdapat segenggam kasih, dedikasi dan perjuangan untuk investasi masa depan yang terbaik bagi generasi penerus bangsa. (*/udi)

*) Mahasiswa Pasca Sarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat, FK-KMK UGM dan Staf Dinas Kesehatan Kabupaten Berau

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Camat Samboja Barat Tepis Isu Dugaan Pungli PTSL

Kamis, 25 April 2024 | 18:44 WIB

Sembilan Ribu Anak di PPU Diberi Seragam Gratis

Kamis, 25 April 2024 | 18:00 WIB

Pemkot Balikpapan Didesak Fasilitasi Pom Mini

Kamis, 25 April 2024 | 10:00 WIB

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB
X