MANAGED BY:
JUMAT
22 SEPTEMBER
UTAMA | SANGGAM | PEMERINTAHAN | PARLEMENTARIA | EKONOMI | ALL SPORT | KALTIM | KOMBIS

KALTIM

Selasa, 23 Mei 2023 15:25
Esensi Sungai Hilang ketika Kiri-Kanan Dibeton

Sepak Terjang Misman Diganjar Nominasi Penghargaan Kalpataru 2023

PEDULI LINGKUNGAN: Misman sudah aktif terhadap isu lingkungan sejak 2005 lalu.

Misman menjadi satu di antara 20 orang yang masuk nominasi penerima Kalpataru 2023. Sebuah penghargaan dari pemerintah yang diberikan kepada orang yang berjasa memelihara kelestarian lingkungan hidup.

 

ADA 348 orang dari penjuru Tanah Air berpeluang meraih penghargaan kalpataru yang terbagi dalam empat kategori. Yakni Perintis Lingkungan, Pengabdi Lingkungan, Penyelamat Lingkungan, dan Pembina Lingkungan. Misman, masuk nominasi kategori Perintis Lingkungan. “Prosesnya melewati tiga tahap. Mulai pemberkasan, kemudian uji tanya jawab lewat virtual, baru diverifikasi di lapangan oleh tim juri,” ungkapnya kepada Kaltim Post, Jumat (19/5).

Selama ini, pria kelahiran Samarinda 1959 itu dikenal aktif terhadap isu lingkungan di Sungai Karang Mumus. Tepatnya sejak 2005. Namun, baru pada 2015, kegiatannya mulai dikenal publik. “Dulu sendirian, sambil mengedukasi. Tapi setelah viral lewat media sosial itu, akhirnya mendapat respons dari berbagai pihak. Mulai masyarakat di Samarinda, Pulau Jawa, sampai yang dari luar negeri, ada Prancis, Swedia, dan Amerika,” sambungnya.

Misman menegaskan, manusia tidak bisa hidup tanpa air. Adapun Samarinda, sambung dia, sumber air berada di Sungai Karang Mumus dan Sungai Mahakam. Diakuinya, dulu ada saja orang yang mencibirnya kenapa harus susah payah mengurus Sungai Karang Mumus yang merupakan anak Sungai Mahakam. “Padahal tanpa anak sungai, Sungai Mahakam tidak akan ada airnya. Karena itu kita perlu merawat anak sungai yang ada,” katanya.

Disebut Misman, Sungai Karang Mumus telah dijadikan tong sampah sejak 30 tahun lalu, sehingga perlu perhatian agar sungai yang membelah Kota Samarinda sepanjang 15 kilometer kembali bersih. Semenjak kegiatannya populer pada Medio 2015, Awang Faroek Ishak, gubernur Kaltim kala itu, mulai tertarik. Hingga akhirnya instansi pemerintah kota hingga provinsi mulai ikut membantu aktivitasnya.

Misman mengaku tidak sependapat jika aliran Karang Mumus disebut sungai. Sebab, konsep sungai, ucap dia, adalah rahmatan lil alamin, untuk semua makhluk hidup.

“Kalau dibeton kiri-kanan namanya kanal. Karena hanya untuk kepentingan manusia sendiri, tidak flora dan fauna,” sebut pria yang sering memberikan materi soal lingkungan di forum-forum resmi. Misman membeber, dari total 15 kilometer panjang Sungai Karang Mumus, sudah hampir separuh yang dibeton. Sebab itu, dia berharap upaya penurapan sepadan sungai tidak lebih ke hulu lagi.

“Saat ini dunia mempermasalahkan dengan perubahan iklim yang drastis, karena lingkungan. Membangun bumi atau alam tergantung pengetahuan, bumi diberi Tuhan tidak hanya untuk manusia, tapi hewan dan tumbuhan,” tegasnya. Dia mengatakan, kalau membangun bumi ditekankan kepada kepentingan manusia, maka buaya mati, biawak mati, orang hutan mati, kepiting tidak punya rumah, ikan pun tidak punya rumah.

“Karena tekanannya kepada manusia, semua mati enggak masalah yang penting manusia hidup. Tapi kalau ingin berbagi dengan makhluk lain, maka seperti yang dilakukan Eropa dengan mempertahankan alam,” ungkapnya. Dia menambahkan, Eropa membagi tempat untuk makhluk lain agar bisa hidup. Disiapkan rumah khusus burung, hutan untuk habitat tertentu dan lain sebagainya. “Misalnya menangkap ular di kota, maka akan dipindahkan ke tempatnya yang sudah disediakan khusus,” ungkap ayah dua anak itu.

Menurut dia, kebijakan pembangunan di Samarinda dan Indonesia, lebih kepada kepentingan manusia. Jadi, sungai-sungai lebih banyak dibeton dan tidak memberikan ruang hidup untuk makhluk lain. “Itu sebuah pilihan dan tidak bisa disalahkan. Penting mana sih, manusia dengan buaya, akhirnya itu yang jadi pertanyaan,” tuturnya.

Lanjut dia, konsep pembangunan pemerintah selama ini dikenal ada dua. Yakni green city dan forest city. Konsep pertama, menurutnya asal hijau. Apapun ditanam asal green. “Tapi perlu diketahui lahan Anda tanam pohon trembesi itu hijau. Tapi orang hutan tidak bisa hidup di dalamnya, yang bisa hidup hanya manusia. Tapi forest city itu lumayan hutan, tapi sepengetahuan saya manusia tidak ada satu pun yang bisa membangun hutan maupun sungai,” katanya.

Dia memaparkan, hutan dalam diameter 1 hektare terdapat ratusan bahkan ribuan spesies. Tapi kalau kebun, ratusan hektare hanya ada dua spesies. “Artinya kalau hutan dijadikan kebun, maka ada ribuan spesies yang mati. Hutan itu harusnya bukan homogen tapi heterogen, ada bermacam-macam makhluk hidup di dalamnya,” tegas Misman. (riz/k16/jpg/sam)


BACA JUGA

Kamis, 21 September 2023 20:28

Jadi Pelajaran untuk Cagar Budaya di Kaltim

JAKARTA - Terbakarnya Gedung A Museum Nasional Indonesia yang menimpa…

Selasa, 05 September 2023 19:47

Kombinasikan Tenun NTT untuk Membuat Karakter Komodo

Azriel Emeraldo Mukti Andima mampu menyabet dua penghargaan sekaligus dalam…

Kamis, 31 Agustus 2023 21:10

Abdunnur-Kamaruddin Amin Unggulan

SAMARINDA - Belum semua fraksi DPRD Kaltim buka-bukaan terkait calon penjabat (Pj)…

Rabu, 23 Agustus 2023 00:24

Tanam Aneka Jenis dengan Manfaat Berbeda

Di lantai 2 rumahnya, Jessica Halim menanam berbagai tanaman pangan.…

Senin, 21 Agustus 2023 00:09

Ada Sekoteng hingga Bandrek dan Peserta Asing Selalu Memuji Enak

Sandyaga Maulana Bahri sebenarnya sudah mulai menikmati suasana perkemahan saat…

Sabtu, 19 Agustus 2023 00:17

Berharap Masa Transisi Kondusif, Program Prioritas Dilanjutkan

HUT Ke-78 Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia (17/8), jadi momen terakhir…

Senin, 14 Agustus 2023 00:07

Grade A Bisa Laku Rp 1–2 Juta

Bagi pencinta ikan hias sekaligus bunga, half black red rose…

Senin, 10 Juli 2023 01:28

Tanaman Miracle Berry yang Bikin Penghobi Penasaran, Bisa Ubah Rasa Asam Jadi Manis

Buah ajaib barangkali tidak hanya ada dalam negeri dongeng. Tanaman…

Sabtu, 17 Juni 2023 00:11

Saran Keluarga Diabaikan, Rayuan Dokter Juga Gagal

Mengalahkan saran keluarga, bahkan dokter, yang sejauh ini gagal merayunya.…

Kamis, 15 Juni 2023 00:39

Mengenal Tanaman dengan Water Propagation, Lebih Mudah dan Minim Biaya

Hanya bermodal air dapat memperbanyak koleksi tanaman. Bahkan, tidak perlu…

Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers