TANJUNG REDEB – Sampai saat ini jaringan internet di Bumi Batiwakkal- sebutan Kabupaten Berau masih belum merata sepenuhnya, khususnya di kawasan terpencil. Adanya hal itu menjadi perhatian dari Wakil Ketua I DPRD Berau, Syarifatul Syadiah.
Menurutnya, hal tersebut harus menjadi perhatian dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait. Target yang harus disasar dengan mendukung fasilitas tersebut tentu bisa berjalan sesuai dengan harapan jika dapat terpenuhi.
“Sekarang inikan banyak yang bergantung pada fasilitas internet, misalnya mengisi Data pokok pendidik (Dapodik) bagi guru-guru, mengirim file untuk tujuan pendidikan, komunikasi aparat kampung dan banyak lainnya dan semua membutuhkan dukungan internet,” ujarnya kepada Berau Post kemarin.
Apalagi sesuai dengan visi-misi kepala daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Berau menurutnya sudah mengarah pada satu target, yang salah satunya mengenai pemenuhan fasilitas internet. Seperti program seribu titik WiFi gratis. Sayangnya, masih ada kawasan blank spot atau belum ada jaringan sehingga program ini lebih diarahkan pada kawasan yang memang sudah memiliki jaringan internet.
Namun menurut Sari – sapaan akrabnya, pemkab harus bisa melakukan terobosan untuk memenuhi ketersediaan internet di semua kampung. Sebab akan menjadi kecemburuan sosial bagi masyarakat yang belum menikmati layanan yang satu ini. Apalagi dunia pendidikan juga banyak bergantung pada internet.
“Sekarang ini hampir semuanya sudah by-online, maka bagaimana upaya pemerintah bisa memenuhi jaringan telekomunikasi di daerah terpencil. Agar semua punya kesempatan yang sama, semua bisa menikmati layanan pemerintah salah satunya yaitu internet,” jelasnya.
Satu dari 18 program unggulan dari bupati dan wakil bupati Berau harus bisa dikebut. Pasalnya, masa jabatan hingga 2024 menjadi limit penuntasan 1.000 titik WiFi gratis. Bahkan tahun ini anggaran Rp 4,2 miliar disiapkan untuk pemasangan 565 titik.
“Harus bisa disegerakan untuk target ini, sehingga saya meminta kepada Pemkab Berau bisa mengejar dengan cepat untuk jaringan internet,” harapnya.
Apalagi, menurut Sari bahwa saat ini semua hal tersambung dengan aplikasi mulai dari laporan hingga pekerjaan lain. Jika internet tidak bisa menyasar wilayah terpenkcil maka menurutnya wilayah tersebut akan tertinggal dari informasi –informasi.
“Jangan sampai nanti ada pengurusan yang diharuskan melalui aplikasi bisa menghambat para masyarakat yang tidak memiliki jaringan internet,” tandasnya. (aky/arp)