Bicara Politik

- Jumat, 26 Mei 2023 | 15:15 WIB
-
-

SEPEKAN ini banyak yang bicara soal politik. Bukan hanya di warung kopi dan di kantor pemerintah. Di pasar hingga tukang sol sepatupun ikut bicara politik.

Setiap hari, saya selalu menyediakan waktu untuk sekadar berbincang dengan para pedagang, sopir taksi begitupun dengan mereka yang bekerja memberi jasa perbaikan alas kaki. Sol sepatu dan sandal namanya.

Mereka ini, menggantungkan hidupnya dari jasa yang mereka sediakan. Kalau beruntung, bisa membawa pulang uang Rp 100 ribu sehari. Tapi, bila sepi, bisa terjadi sebaliknya. Ongkos sekali jahit sepatu atau sandal antara Rp 10 ribu hingga Rp 20 ribu.

Biasanya, bicara soal kehidupan, hingga bagaimana Pak Lalu, warga Bima yang punya suara merdu bila azan di masjid At Taqwa. Kami sering berbincang soal kehidupannya sehari-hari.

Kemarin, sebelum melaksanakan tugasnya azan di masjid, kami berbincang soal politik. Pertama yang mereka tanyakan, dimana posisi partai yang ditempati Pak Makmur,HAPK. "Pak Makmur di partai mana sekarang?," kata Pak Lalu.

Sayapun menjelaskan dengan sangat detail. Pak Lalu dan lima orang pekerja sol sepatu ikut mendengarkan. Mengapa nama Pak Makmur mereka tanyakan. Memang mereka ini pendukung fanatik Pak Makmur. "Pak Makmur kan sudah membuktikan kerja nyatanya?" kata mereka.

Mereka hanya membahas soal siapa yang di provinsi dan siapa yang di DPR-RI. Urusan DPRD kabupaten, tak mau mereka singgung. Kita tahu, bakal banyak yang datang menggoda mereka. Khususnya mereka yang masuk dalam wilayah Tanjung Redeb.

"Mau tahu siapa yang di DPR-RI?" kata saya. Namanya Agus Tantomo, mantan Wakil Bupati. Pak Agus lah yang akan mewakili kita semua di DPR-RI bila terpilih. "Pokoknya, kita tidak melihat darimana partainya, kita maunya dari daerah untuk hadir di DPR-RI," katanya.

Dari gambaran itu, bahwa pendidikan politik sudah sampai hingga ke lapisan bawah. Sudah sampai dan jadi perbincangan para tukang sol sepatu, para pedagang asongan, para sopir taksi yang sering mangkal di sekitar perpustakaan daerah.

Mereka memang berjualan. Mereka memang berjuang untuk kehidupannya sehari-hari. Tapi, mereka tidak akan pernah melupakan, siapa-siapa calon mereka di DPRD kabupaten, provinsi hingga DPR-RI.

"Kalau wakil kita dari daerah Berau duduk di DPRD Provinsi atau DPR-RI, kita sebagai rakyat juga akan meraa senang," kata Pak Lalu. "Sebagai orang Berau, wajib memilih sesama orang Berau," tambahnya.

Bagaimana dengan calon untuk kabupaten? Mereka hanya tersenyum. Mereka hanya mengenal wajah dari banyaknya baliho yang terpasang. Termasuk, ada empat baliho yang terpasang di sekitar tempat mereka bekerja menunggu pelanggan.

Apa yang dibahasakan oleh para tukang jahit sepatu, sama dengan suara yang ada di warung Pojok dan warung Mba Is. Bahkan ada yang sambil tertawa, menawarkan akan mentraktir semua tamu yang masuk warung kopi. "Pokoknya, kita dukung orang Berau untuk DPR-RI," kata Anang, pelanggan warung pojok yang tinggal di Gunung Tabur.

Kampanyekah mereka? Kalau mau disebut kampanye, iya kampanye. Toh secara resmi belum ada pengumuman dalam memasuki masa kampanye itu. Jadi warga yang sering ke warung kopi bebas berbicara apa saja. Termasuk berbicara soal dukungan politik mereka. Mereka punya hak untuk bicara.

Halaman:

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Penerimaan Polri Ada Jalur Kompetensi

Jumat, 19 April 2024 | 14:00 WIB

Warga Balikpapan Diimbau Waspada DBD

Jumat, 19 April 2024 | 13:30 WIB

Kubar Mulai Terapkan QR Code pada Pembelian BBM

Jumat, 19 April 2024 | 13:00 WIB

Jatah Perbaikan Jalan Belum Jelas

Jumat, 19 April 2024 | 12:30 WIB

Manajemen Mal Dianggap Abaikan Keselamatan

Jumat, 19 April 2024 | 08:25 WIB

Korban Diseruduk Mobil Meninggal Dunia

Jumat, 19 April 2024 | 08:24 WIB

Mulai Sesak..!! 60 Ribu Pendatang Serbu Balikpapan

Jumat, 19 April 2024 | 08:19 WIB
X