Penyangga Jembatan Akan Dipermanenkan

- Senin, 29 Mei 2023 | 15:15 WIB
PENINJAUAN: Pemkab Berau melakukan monitoring Jembatan Bailey Kampung Mapulu untuk melihat kondisi jembatan usai terkena banjir sebanyak dua kali.
PENINJAUAN: Pemkab Berau melakukan monitoring Jembatan Bailey Kampung Mapulu untuk melihat kondisi jembatan usai terkena banjir sebanyak dua kali.

KELAY – Setelah dilakukan relokasi permukiman penduduk Kampung Mapulu dari wilayah sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Berau akan membangun Jembatan Bailey sebagai upaya konektivitas jalan dari dan menuju Kampung Mapulu.

Namun, dua kali terakhir jembatan dengan bentangan 30 meter tersebut mengalami banjir setinggi 5 cm dari atas permukaan jembatan. Meski keadaan jembatan berada hampir 5 meter dari permukaan sungai di kala surut.

Kepala Bidang Preservasi Jalan dan Jembatan DPUPR Berau, Junaidi menuturkan bahwa dalam proses pengerjaannya, berdasarkan pemantauan dan informasi yang diberi masyarakat bahwa kondisi puncak banjir tidak pernah melebihi 1 meter di bawah jembatan tersebut.

“Waktu masa pemantauan dan menggali informasi, masyarakat menyampaikan kalau banjir tidak akan sampai dengan tinggi jembatan saat ini, namun nyatanya memang di luar prediksi kita,” terangnya.

Jembatan yang dikerjakan pada tahun 2022 lalu itu dibangun menggunakan anggaran mencapai Rp 2,5 miliar. Adapun bahan baku pembuatan tumpuan penyangga jembatan merupakan kayu log dari perusahaan sekitar.

Selain itu, biaya perakitan sendiri ditaksir menghabiskan anggaran mencapai Rp 150 juta. Hal itu untuk melakukan mobilisasi bahan baku sebanyak tiga kali dari Kantor DPUPR di Tanjung Redeb menuju Kampung Mapulu serta mengangkut satu unit ekskavator untuk mendukung upaya pemasangan jembatan tersebut.

“Kemarin itu kan ikut bersama rombongan Pemkab Berau ke lokasi Kampung Mapulu untuk peninjauan lokasi pertama itu jembatan bailey, karena ada info dua kali terkena banjir. Namun syukurnya fisiknya masih aman,” tuturnya.

Pihaknya mengakui masih akan terus melakukan pemantauan terkait penyangga atau kandang babi tersebut ke depannya. Dirinya pun berharap pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Berau terdapat porsi anggaran untuk peningkatan.

“Cuma agak terkena banjir itu tumpuan, tumpuannya pasangan kayu log atau kandang babinya itu,” jelasnya.

Sehingga dalam peninjauan kemarin, berdasarkan pemantauan bersama Badan Penelitian dan Pengembangan (Bapelitbang) Berau bersama Penjabat Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Berau, Agus Wahyudi didapati solusi untuk melakukan peningkatan Kandang Babi yang berbahan dasar kayu log menggunakan bahan baku yang lebih permanen.

“Masukan yang diberikat meminta untuk dibuat lagi dudukannya agar lebih baik lagi, secara struktur masih stabil,” terangnya.

Dirinya berharap, ke depan terdapat pengadaan Jembatan Bailey kembali untuk mendukung upaya peningkatan konektivitas jalan di wilayah Kelay.

Meski demikian, saat ini sendiri terdapat Jembatan Bailey lainnya yang masih digunakan di beberapa wilayah seperti Segah dan Gunung Tabur.

Selain itu, upaya peningkatan ini dilakukan untuk mendorong kebutuhan masyarakat dan menyediakan akses jalan yang layak. Sehingga, sebagai status Kampung Tertinggal bisa naik tingkat.

Halaman:

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Arus Mudik Laut di Samarinda Belum Meningkat

Jumat, 29 Maret 2024 | 20:00 WIB

Bendungan Marangkayu Sudah Lama Dinanti Warga

Jumat, 29 Maret 2024 | 16:45 WIB
X