Mimi Azmita menciptakan produk hasil riset berupa panel surya dengan sistem flexible axis. Inovasi yang sudah mendapatkan hak paten tersebut berhasil mengantarkan mahasiswa Prodi D-4 Teknologi Rekayasa Instrumentasi dan Kontrol Unair itu menjadi juara II dalam pemilihan mahasiswa berprestasi (pilmapres) di tingkat LLDikti VII Jawa Timur.
SEPTINDA AYU PRAMITASARI, Surabaya
INOVASI panel surya dengan sistem terbaru flexible axis karya Mimi Azmita telah dimanfaatkan di Fakultas Vokasi Universitas Airlangga (Unair). Produk yang sudah memperoleh hak atas kekayaan intelektual (HAKI) itu menjadi salah satu sumber listrik yang digunakan untuk menerangi area gedung tersebut.
”Ini inovasi panel surya dengan sistem terbaru. Inovasi ini sudah punya hak paten dan telah difungsikan,” katanya sambil menunjukkan panel surya yang dirancang dengan sistem terbaru tersebut kepada Jawa Pos, Senin (22/5).
Karyanya itu sudah memiliki hak paten dan HAKI. Selain itu, inovasi tersebut sekaligus mendukung tercapainya sustainable development goals (SDGs).
”Dalam membuat inovasi, kami ingin bisa berkontribusi untuk mendukung tercapainya SDGs (program pembangunan dunia),” ujarnya.
Hingga akhirnya, inovasi-inovasi yang berhasil dirancang itu berhasil mengantarkan Mimi menjadi juara II pilmapres tingkat Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Jatim untuk program vokasi.
Pilpampres adalah salah satu program kerja dari Balai Pengembangan Talenta Indonesia (BPTI) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). ”Saat ini saya mempersiapkan diri untuk kompetisi di tingkat nasional,” kata dia.
Sebelum menyabet penghargaan tersebut, Mimi mengikuti beragam proses seleksi, mulai tingkat fakultas hingga universitas. Ada tiga capaian yang harus disiapkan untuk menjadi mahasiswa berprestasi.
Yakni, memiliki kompetensi, pemberdayaan masyarakat, dan produk inovatif. ”Proses seleksi dilakukan sejak akhir tahun lalu di tingkat fakultas. Kemudian, ada seleksi lagi di tingkat universitas,” jelasnya.
Ya, Mimi mempersiapkan pembuatan inovasi panel surya dengan sistem flexible axis tersebut sejak Agustus 2022 dengan bantuan dana Kemendikbudristek. Kemudian, inovasi itu terus dikembangkan dengan pembaruan menggunakan sistem baru.
Sistem flexible axis yang dipasang di panel surya tersebut bisa mengikuti arah sinar matahari berdasar sudutnya. Jadi, penangkapan sinar matahari lebih optimal dan daya yang dihasilkan semakin besar.
”Nanti kami kembangkan untuk sisi penghematan biaya. Dengan sistem flexible axis ini bisa lebih hemat,” ungkapnya. (*/c14/aph/jpg/sam)