Tontonan Baru

- Jumat, 2 Juni 2023 | 01:11 WIB
-
-

JANGAN bikin panik masyarakat, begitu kata Daeng Iccang, sekretaris komisi III DPRD. Kalimat itu dilontarkan, jelang penutupan Jembatan Sambaliung yang akan menjalani perawatan.

Kenapa Daeng Iccang bilang begitu. Betul, dalam sepekan ini banyak informasi terkait rencana penutupan jembatan, sekaligus mulai beroperasinya transportasi penyeberangan. Saya juga dapat informasi seperti itu.

Ada yang bilang awal juni mulai ditutup. Ada juga informasi bergeser ke pertengahan bulan Juni. Rencana itukan bukan baru. Beberapa bulan lalu juga sudah digaungkan. Lagi-lagi, belum bisa direalisasikan dengan berbagai alasan.

Lalu, siapa sebetulnya yang diberikan tugas untuk menyampaikan ke masyarakat. Apakah dinas teknis yang terkait dengan perbaikan jembatan. Apakah dari kontraktor yang mengerjakan perbaikan itu, atau langsung pada pimpinan daerah?

Betul kata Daeng Iccang, bagaimana tahapan pengerjaan jembatan itu, sehingga diputuskan harus tutup. Kalau pekerjaan dimulai, namun masih memungkinkan kendaraan lewat, lakukan saja tahapan itu.

Di media online, Iccang menitipkan 12 catatan penting yang sekaligus menjadi pertanyaannya. Apakah jadwal operasi LCT selama 24 jam? Berapa daya angkut LCT dan kapal kayu untuk roda dua? Kesiapan petugas yang mengatur di lapangan, apakah sudah tersedia? Itu antara lain pertanyaannya.

Hari Kamis (1/6) sore, saya mencoba melihat suasana sekitar tempat penyeberangan roda dua di depan Kantor Perpustakaan. Banyak ibu-ibu yang berada di lokasi itu. Saya pikir, proses penyeberangan sudah dimulai.

Sementara dari kejauhan, kendaraan masih lalu lalang di Jembatan Sambaliung. Di sisi lain, ada juga tulisan kecil bertengger di beton flyover bertuliskan kalimat protes. Entah protes terkait perbaikan jembatan yang menyebabkan harus ditutup atau ada protes lainnya.

Katanya malam ini jam sepuluh mulai tutup, kata salah seorang warga yang berada di dermaga kayu itu. Tempat itu khusus penyeberangan motor. Ada dua perahu kayu,  menjadi moda transportasinya.

Ada juga warga yang asyik meneliti lantai yang dilapisi karet ban motor. Ini kalau tidak hati-hati bisa meluncur ke sungai, kata mereka. Juga meneliti jenis kayu yang digunakan di ujung dermaga itu. Tahan juakah kayunya ini, kan empat bulan lamanya, tambahnya. Ini menjadi tontonan baru warga.

Saya membayangkan, dua pintu masuk dan keluar di taman dermaga wisata, menjadi pusat penumpukan kendaraan. Untuk kegiatan malam hari, ini menjadi catatan bagi PLN atau siapapun yang menangani soal penerangan jalan.

Di kawasan itu, penerang lampu jalan tidak cukup. Ini satu persoalan tersendiri. Kalau juga ada aktivitas penyeberangan di malam hari, semua lampu jalan harus diganti. Lampu jalan itu, mengarah ke dalam taman. Tidak ke arah jalan umum.

Bagaimanapun rencana perbaikan jembatan harus tetap jalan. Dan, harus benar-benar ditangani dengan serius. Program ini tidak termasuk singkat butuh waktu lebih dari empat  bulan. Apalagi, menjelang lebaran haji.

Maka benarlah kata Daeng Iccang, jangan hanya simulasi, tapi juga melakukan sosialisasi menyeluruh terkait pengguna LCT maupun ferry kacil itu. Jangan sampai menimbulkan ketidaknyamanan warga dalam melakukan aktivitasnya.@cds_daengsikra (*/sam)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Stadion Batakan Segera Dilengkapi Lapangan Latihan

Selasa, 23 April 2024 | 13:22 WIB

BPKAD Proses Hibah Lahan Perum Bumi Sempaja

Selasa, 23 April 2024 | 10:00 WIB

SIC Bersedia Biayai Waterfront City

Selasa, 23 April 2024 | 08:30 WIB

Lima SPBU di Kutai Barat Wajibkan QR Barcode

Senin, 22 April 2024 | 20:00 WIB

SIC Bersedia Biayai Waterfront City

Senin, 22 April 2024 | 16:00 WIB

Pemilik Rumah dan Ruko di Paser Diimbau Punya Apar

Senin, 22 April 2024 | 12:30 WIB

Panitia Seleksi Penerimaan Polri Disumpah

Senin, 22 April 2024 | 10:45 WIB

Infrastruktur Prioritas di Sambera Baru

Senin, 22 April 2024 | 08:41 WIB
X