Perbaikan Jembatan Jangan Menyusahkan Masyarakat

- Jumat, 2 Juni 2023 | 01:36 WIB
TINJAU: Sekretaris Komisi III DPRD Berau M Ichsan Rapi, turut meninjau Jembatan Sambaliung yang hendak diperbaiki, kemarin (1/6) siang.
TINJAU: Sekretaris Komisi III DPRD Berau M Ichsan Rapi, turut meninjau Jembatan Sambaliung yang hendak diperbaiki, kemarin (1/6) siang.

DENGAN batal ditutupnya jembatan kemarin (1/6) malam, Sekretaris Komisi III DPRD Berau, M. Ichsan Rapi, ingatkan seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) bisa kembali mempersiapkan segala kebutuhan dengan matang, khususnya mencari solusi jika terjadi keadaan darurat oleh Badan Penanggulangan Becana Daerah (BPBD) Berau.

Dirinya meminta agar BPBD benar-benar menyiagakan personelnya jika terjadi musibah seperti kebakaran di Kecamatan Sambaliung. “Hal seperti ini juga perlu diperhatikan apakah semua sudah siap?” ujarnya, kamis (1/6).

Bukan hanya itu saja, dalam sektor kesehatan juga harus diperhatikan. Dirinya meminta kepada OPD terkait juga untuk bisa mempersiapkan tim medis yang bisa diberbantukan di puskesmas, untuk menangani pasien yang berada di Kecamatan Sambaliung dan lima kecamatan lainnya.

“Sehingga, jika sudah ada tim medis yang disiapkan di puskesmas itu bisa menjadi pertolongan pertama, mengingat saat terjadi penutupan jembatan pasti akan terjadi antrean yang panjang,” tegasnya.

Maka dari itu, Ia meminta kepada Pemkab Berau agar dapat mengantisipasi halhal seperti itu. Jangan sampai dengan adanya penutupan Jembatan Sambaliung dapat menyusahkan masyarakat. “Saya tidak mau akibat perbaikan jembatan ini menyusahkan masyarakat, sehingga saya meminta harus ada langkah antisipasinya,” katanya.

Pria yang akrab disapa Daeng Iccang ini juga meminta, agar informasi mengenai proyek Jembatan Sambaliung lebih akurat. Tidak simpang siur seperti yang terjadi jelang penutupan jembatan, beberapa hari lalu. “Seperti kemarin (tanggal 31 Mei, red), informasinya cepat sekali berubah. Paginya disebut belum bisa ditutup hari ini (kemarin, red). Tapi malamnya informasinya langsung berubah, jembatan jadi ditutup. Ini yang membingungkan masyarakat,” jelasnya.

Selain itu lanjut dia, yang dibutuhkan masyarakat saat ini adalah jaminan keamanan dan keselamatan saat menyeberang di jalur alternatif.

“Misal untuk truk, bus, angkutan kontainer, mobil penumpang, motor, pejalan kaki, dan terutama untuk angkutan darurat, pasien yang harus dirujuk ke rumah sakit. Ambulans aksesnya lewat mana, apakah digabung atau ada jalur khusus,” jelasnya.

Pemerintah lanjut dia, juga harus memastikan kesiapan angkutan, jadwal penyeberangan, kapasitas daya angkut, waktu yang dibutuhkan untuk naik dan keluarnya mobil, daya tampung kantong parkir, hingga akses jalan menuju dermaga penyeberangan, khususnya yang berada di Limunjan dan Singkuang, hingga berapa petugas yang disiagakan di masingmasing dermaga. “Untuk angkutan komersil, yang angkut sawit, bahan bangunan dan lainnya, apakah ada waktu  khusus untuk menyeberang atau seperti apa,” katanya.

Daeng Iccang pun kembali mempertanyakan, seberapa parah sebenarnya kondisi Jembatan Sambaliung. Sebab selama ini, kondisi jembatan hanya disebut sudah sangat parah hingga terancam ambruk.

“Itu sejak tahun lalu disebut kalau tidak diperbaiki segera bisa roboh. Tapi setelah batal diperbaiki tahun lalu, tidak ada juga dilakukan pembatasan tonase kendaraan yang melintas. Kalau memang kondisinya sangat parah, tahun lalu ketika belum bisa diperbaiki, harusnya dilakukan pembatasan kendaraan yang bisa lewat. Kayak di Bujangga yang dipasangi portal,” terang dia.

Apakah ketika dilakukan penutupan, lantai jembatan langsung dilakukan pembongkaran. “Seperti orang sakit yang harus dioperasi. Nanti pas mau dioperasi baru dibius. Bukan dibius sekarang, operasinya minggu depan,” jelasnya mengilustrasikan.

Dan yang seharusnya dipertimbangkan sejak awal sebelum dilaksanakannya perbaikan jembatan, berapa besar dampak yang ditimbulkan dari perbaikan jembatan tersebut. Baik dampak sosial dan material yang dialami masyarakat. Sebab masyarakat harus mengeluarkan biaya lebih besar untuk bahan bakar hingga pemeliharaan kendaraan, waktu tempuh yang lebih lama, hingga kegiatan niaga masyarakat di sekitar jembatan yang berpotensi kehilangan sebagian pelanggannya.

“Sebenarnya kalau jelas kondisi kerusakannya, bisa diperkirakan usia ketahanannya, pemerintah bisa memperhitungkan. Kalau waktunya masih memungkinkan untuk bangun jembatan baru sebagai alternatif, lebih baik bangun dulu baru Jembatan Sambaliung ini diperbaiki. Jadi setelahnya kepadatan kendaraan yang melintas di Jembatan Sambaliung ini juga terurai, tidak bergantung dengan satu akses lagi,” katanya.

Halaman:

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Penerimaan Polri Ada Jalur Kompetensi

Jumat, 19 April 2024 | 14:00 WIB

Warga Balikpapan Diimbau Waspada DBD

Jumat, 19 April 2024 | 13:30 WIB

Kubar Mulai Terapkan QR Code pada Pembelian BBM

Jumat, 19 April 2024 | 13:00 WIB

Jatah Perbaikan Jalan Belum Jelas

Jumat, 19 April 2024 | 12:30 WIB

Manajemen Mal Dianggap Abaikan Keselamatan

Jumat, 19 April 2024 | 08:25 WIB

Korban Diseruduk Mobil Meninggal Dunia

Jumat, 19 April 2024 | 08:24 WIB

Mulai Sesak..!! 60 Ribu Pendatang Serbu Balikpapan

Jumat, 19 April 2024 | 08:19 WIB
X