TANJUNG REDEB – Sektor ekonomi kreatif menjadi perhatian Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau. Hal itu disampaikan Kepala Bidang (Kabid) Usaha Jasa Sarana Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Berau, Mulyati Syafariah.
Ia menjelaskan, pihaknya telah melakukan pelatihan pengembangan ekonomi kreatif (Ekraf) kampung wisata sesuai dengan potensi yang dimiliki kampung masing-masing di Kabupaten Berau. “Semua kampung kita dukung pengembangan ekrafnya, dan disesuaikan dengan potensi yang ada di daerah itu,” ucapnya.
Ia mengatakan, ada 17 sektor ekraf untuk menentukan peta ekraf unggulan dan ekraf potensial dalam mendukung pariwisata Kabupaten Berau. 17 sektor ekonomi kreatif di antaranya, pengembangan permainan, arsitektur, desain interior, musik, seni rupa, desain produk, fashion, kuliner, film animasi dan video, fotografi, desain komunikasi visual, televisi dan radio, kriya, periklanan, seni pertunjukan, penerbitan, dan aplikasi. “Dari 17 sektor ekraf ini, kami masih menyusun ketajaman ekraf untuk Kabupaten Berau, guna menentukan potensi dan prioritas ekraf sebagai strategi pengembang ekraf di Berau,” tuturnya.
Saat ini, dari 17 sektor ekraf yang ada hanya ada 2 sub sektor yang diprogramkan oleh Disbudpar yaitu kriya dan kuliner. Selain itu, beberapa sub sektor ekraf akan dikembangkan di Kabupaten Berau, melihat Kabupaten Berau memiliki potensi yang sangat beragam.
“Ada beberapa yang akan dikembangkan, yaitu seni musik, fashion, dan seni pertunjukan,” katanya.
Dengan adanya ekraf ini, wisatawan yang berkunjung tentu ingin membawa oleh-oleh dan bisa dibawa pulang setelah berwisata di Kabupaten Berau. Sehingga menjadi kesempatan bagi masyarakat yang menghasilkan produk lokal dengan menggunakan bahan lokal sebagai bahan dasar untuk pembuatan ekraf di kampungnya.
“Seperti olahan dari laut yaitu pembuatan amplang, kerupuk, terasi, udang rebon dan lain-lain. Produk ini bisa menjadi oleh-oleh khas daerah yang di mana dapat meningkatkan perekonomian masyarakat,” jelasnya.
Dirinya berkeinginan untuk kampung-kampung yang memiliki potensi ekraf, dapat memaksimalkan potensi tersebut dan mengembangkan agar menjadi nilai ekonomi yang besar.
“Karena setiap kampung memiliki khasnya sendiri, maka dari itu saya berharap semua bisa lebih kreatif lagi,” tandasnya. (aky/arp)