Regenerasi Peternak Minim, Berau Bakal Terus Bergantung pada Ternak Luar Daerah

- Senin, 5 Juni 2023 | 00:18 WIB
HEWAN TERNAK: Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Berau membutuhkan regenerasi ternak untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
HEWAN TERNAK: Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Berau membutuhkan regenerasi ternak untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

TANJUNG REDEB – Selain membutuhkan petani milenial, Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Berau juga membutuhkan regenerasi peternak untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Kasi Bina Usaha, Promosi dan Pemasaran Hasil Pertanian, Distanak Berau, Widodo mengatakan, saat ini pemotongan hewan ternak sapi di Kabupaten Betau rata-rata per tahun mencapai 3.000 ekor sapi. Dengan jumlah itu, ia memprediksi tiga hingga empat tahun ke depan hewan ternak lokal akan mengalami defisit, jika tidak ada pemasukan hewan ternak dari luar daerah.

“Kita membutuhkan adanya regenerasi peternak di Kabupaten Berau,” imbuhnya kepada Berau Post kemarin. Pihaknya menghitung bahwa populasi ternak sapi pada April 2023 lalu berkisar 12.652 ekor.

Distanak telah melakukan beberapa upaya agar hal itu tidak terjadi. Seperti program kawin suntik untuk peningkatan populasi agar terhindar ketergantungan dari pejantan yang ada. 

“Karena ternak jantan banyak diperlukan untuk kebutuhan potong konsumsi. Pengadaan ternak baik berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Berau maupun Provinsi Kaltim untuk menambah jumlah populasi ternak sapi,” ujarnya.

Di samping itu, ia menjelaskan para pemotong ternak konsumsi juga harus banyak mendatangkan sapi dari luar daerah untuk dipotong. “Karena memang tidak bisa bergantung dengan populasi sapi lokal. Dan sepertinya ada banyak juga aspirasi dewan, tapi jumlahnya belum bisa dipastikan karena masih dalam survei harga,” ucapnya.

Ia memaparkan program kredit lunak yang bekerja sama dengan pihak jasa perbankan, bertujuan untuk menambah modal peternak dan dapat menunjang penambahan populasi ternak sapi di Kabupaten Berau.

“Salah satu kendala kurangnya ketersediaan sapi ini meliputi minat peternak untuk budidaya sapi yang rendah,” tuturnya. Akibatnya regenerasi peternak kurang.

Menurutnya generasi muda lebih tertarik pada sektor lain seperti, menjadi karyawan di pertambangan. “Saat ini banyak peternak yang sudah tua. Permodalan peternak relatif kurang karena harga bibit sapi mahal, minat dan modal peternak kurang, resiko beternak tinggi dan lainnya,” bebernya.

Meski begitu diakuinya, ada beberapa peternak milenial yang cukup berhasil di Kecamatan Kelay, Sambaliung dan Talisayan.

“Yang saya amati, minat peternak milenial masih kurang hanya beberapa yang masih di usia produktif, selebihnya peternak banyak yang sudah tua yang masih tertarik pada sektor peternakan,” pungkasnya. (aky/arp)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Camat Samboja Barat Tepis Isu Dugaan Pungli PTSL

Kamis, 25 April 2024 | 18:44 WIB

Sembilan Ribu Anak di PPU Diberi Seragam Gratis

Kamis, 25 April 2024 | 18:00 WIB

Pemkot Balikpapan Didesak Fasilitasi Pom Mini

Kamis, 25 April 2024 | 10:00 WIB

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB
X