MANAGED BY:
JUMAT
22 SEPTEMBER
UTAMA | SANGGAM | PEMERINTAHAN | PARLEMENTARIA | EKONOMI | ALL SPORT | KALTIM | KOMBIS
Senin, 05 Juni 2023 00:19
Jembatan Asmara

Oleh Daeng Sikra

PERHATIAN warga tersedot ke Jembatan Sambaliung. Usianya 35 tahun (belum tuha banar), harus menjalani perbaikan. Akan dimulai,  wargapun bereaksi. Jembatan itu harus ditutup dan tak bisa dilalui kendaraan.

Sibuklah dengan angkutan pengganti. Pilihannya, lewat kapal kayu atau LCT. Dua lokasi yang berjauhan untuk mobil dan motor. Di sekitar lokasi penyeberangan itu, terjadi penumpukan kendaraan. Menunggu antrean. Baik dari arah Sambaliung maupun dari Tanjung Redeb.

Tak kalah serunya, antrean mobil yang memanjang hingga ke Jalan Diponegoro dan Jalan Murjani III. Pemandangan yang baru pertama kali terlihat. Situasi seperti ini yang jadi wilayah tanggungjawab kabupaten.

Yang berkumpul di sekitar dermaga wisata, tidak semuanya mau menyeberang. Banyak yang datang hanya nonton. Seperti ada sebuah pertunjukan. Ada yang datang, hanya sekadar menyoroti dermaga yang kata mereka rawan. Ada pula yang datang, hanya untuk sebuah konten.

Dari kejauhan, jembatan terlihat jejeran kendaraan ke arah Sambaliung. Padahal, katanya jembatan akan ditutup. Ada antrean panjang. Kendaraan itu terhenti, tidak selancar biasanya.

Saya termasuk yang sibuk melihat fenomena itu. Kenapa harus datang, kalau hanya sekadar jadi penonton. Ada riak gelombang protes. Ada prosesi adat. Ada yang kesarungan Jembatan Sambaliung, menurut banyak orang, menyimpan cerita mistis.

Sibuk-sibuknya warga diduga tidak akan lama, dan semua akan berjalan normal. Banyak yang shock memang. Terutama Pemkab yang dinilai tidak siap. Setahu saya, pemkab justru pusing memikirkan persoalan sosialnya.

Perbaikan jembatan itu proyek provinsi. Dengan begitu, semua yang terkait dengan perbaikan itu, sepenuhnya menjadi tanggungjawab provinsi pula. Mulai dari penutupan, penyedian angkutan pengganti dan semua infrastrukturnya.

Peran Pemkab dimana dong? Pemkab hanya memberikan dukungan moril. Bagaimana mengatur mekanime alur kendaraan. Bagaimana memberikan penjelasan kepada masyarakat. Dan, memberikan dukungan bila ada hal-hal yang terjadi selama proses pengerjaan jembatan. Semisal ada yang sakit.

Kasihan juga. Pimpinan daerah ditarik-tarik, memasuki wilayah yang menjadi tugas provinsi. Pemkab tentu ekstra hati-hati, terutama berkaitan dengan anggaran. Niatnya baik, justru bisa jadi masalah.

Kontraktor berharap progresnya berjalan dengan lancar. Bisa saja, target waktu itu akan lebih cepat selesainya. Mengingat, Jembatan Sambaliung adalah urat nadi. Dampaknya sangat besar dengan berlama-lama mengerjakan. Semua menjadi terganggu.

Di warung mi pangsit di halaman Fresh Mart saya jumpa dengan teman, yang selama ini memasok berbagai kebutuhan. Kami masih pikir-pikir, bagaimana menyiasati pengiriman barang, kata dia. Ia tahu, bersama teman para penyalur kebutuhan, banyak masalah yang perlu mereka temukan jalan keluarnya.

Saya memutar waktu ke belakang. Dalam catatan saya, Jembatan Sambaliung dibangun, dimana saat itu penduduk Berau tak lebih dari 60 ribu jiwa. Konsentrasi penduduk lebih banyak di pesisir.

Sebelum jembatan itu dibuat, hanya ketintinglah satu-satunya sebagai transportasi unggulan warga. Bila ada kegiatan, saya tak pernah ketinggalan untuk hadir. Tapi, harus cepat pulang, khawatir tidak kebagian angkutan perahu ketinting.

Teman saya, yang pacarnya di Sambaliung, harus datang lebih awal. Cukuplah dua atau tiga jam bertemu. Dan, harus buru-buru pamit pulang. Perahu ketinting tak mau menunggu. Terlambat pulang, hehe bisa menginap di rumah pacar.

Dan, Jembatan Sambaliung dibangun. Semua menyambut gembira. Teman saya yang pacarnya di Sambaliung, lebih semangat lagi. Tak perlu lagi naik ketinting. Bisa bertemu sore dan malam hari. Saya juga begitu. Bukan ketemu pacar, sekadar jumpa dengan Almarhum Datu Iman atau almarhum Hijrat.

Lalu, kenapa saya namakan Jembatan Asmara? Memang di awal-awal kan tak seramai sekarang. Banyak anak muda, di atas kendaraannya parkir di sisi jembatan. Duduk berduaan sambil memandang ke arah sungai. Ada juga menyalurkan hobi memancingnya.

Jembatan Sambaliung menyimpan banyak kenangan bagi mereka yang pernah duduk berdua bersama kekasihnya. Mengutarakan kesepakatan cintanya. Jembatan Sambaliung, jadi saksi asmara mereka. (*/sam)

@cds_daengsikra

loading...

BACA JUGA

Sabtu, 16 September 2023 21:48

Memperkuat Visi Kepemimpinan Pancasila

Eskalasi jelang pilpres tahun 2024 sudah  terasa di tahun 2023…

Jumat, 15 September 2023 19:23

Irau Berau

BUKAN hanya panitia hari jadi yang sibuk mempersiapkan festival bakar ikan.…

Selasa, 12 September 2023 14:24

Anak Buah

PADAHAL sudah jualan tiga bisa mampir. Itu pun karena informasi…

Kamis, 07 September 2023 01:23

Menikmati Sepi

BELUM jam 11, Rabu (6/9). Sudah lewat sedikit waktu berkunjung…

Rabu, 06 September 2023 19:59

Numpang Lewat

BANYAK yang bertanya, kapan Jembatan Sambaliung bisa dilalui kendaraan roda…

Selasa, 05 September 2023 19:35

Jangan Menangis

PENELITIAN menyebutkan, menangis bisa merangsang produksi hormon endorfin. Hormon yang…

Senin, 04 September 2023 17:45

Koalisi Nasi Kuning

MINGGU (3/8). Berharap hujan lebat. Sayangnya, hanya diberi gerimis tidak…

Jumat, 01 September 2023 13:38

Tambah Sakti

PENGGALAN bait lagu Vina Panduwinata. Di ujung kemarau panjang. Yang…

Kamis, 31 Agustus 2023 21:12

Kapal Kandas

HANYA panik sehari. Tidak berhari-hari. Sekarang sudah kembali normal. Penjual…

Rabu, 30 Agustus 2023 18:35

Ujung Pena

ADA proses panjang yag harus dilewati. Saking panjangnya, ngalih menentukan…

Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers