Berau Negatif Rabies

- Selasa, 6 Juni 2023 | 00:35 WIB
VAKSIN: Anjing yang divaksinasi rabies beberapa waktu lalu. Hal ini digunakan untuk mencegah penularan rabies di Berau.
VAKSIN: Anjing yang divaksinasi rabies beberapa waktu lalu. Hal ini digunakan untuk mencegah penularan rabies di Berau.

TANJUNG REDEB – Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Berau, Junaidi mengungkapkan Berau hingga kini masih negatif kasus rabies. Kasus terakhir terjadi pada 2017 silam dan hewan yang terjangkit sudah dimusnahkan sesuai dengan persetujuan dari pemilik hewan.

Dikatakan Junaidi, stok vaksin rabies di Berau tahun 2023 ini mencapai 2.655 dosis. Sedangkan hewan yang sudah divaksin yakni 335 ekor dari 325 sampel yang diambil dan keseluruhannya negatif rabies. "Kasus terakhir itu sudah lama sekali,” katanya.

Dipaparkan Junaidi, rabies (penyakit anjing gila) merupakan penyakit menular akut yang menyerang susunan saraf pusat hewan berdarah panas yang disebabkan oleh virus rabies. Ditularkan melalui saliva (anjing, kucing, kera) yang kena rabies dengan jalan gigitan atau melalui luka terbuka.

“Tentu bisa menular ke manusia. Dan ini situasi yang berbahaya,” tuturnya.

Ia menjelaskan, masa inkubasi (masa masuknya virus ke dalam tubuh manusia atau hewan sampai menimbulkan gejala penyakit) antara 3 sampai 8 minggu bagi hewan. Kemudian masa inkubasi pada manusia bervariasi, 2 sampai 8 minggu, kadang-kadang 10 hari sampai 2 tahun.

"Tetapi rata-rata masa inkubasinya 2 sampai 18 minggu. Sumber penular dari penyakit rabies adalah anjing sebagai sumber penular utama, di samping itu dapat juga ditularkan oleh kucing dan kera," ungkapnya.

Di luar negeri, di samping ke 3 hewan itu, dapat juga ditularkan melalui gigitan binatang seperti, serigala, kelelawar, skunk, dan racoon.

“Setelah virus rabies masuk ke dalam tubuh manusia melalui gigitan hewan (anjing), selama sekitar 2 minggu virus akan tetap tinggal di tempat masuk dan atau di dekat tempat gigitan,” paparnya.

“Manusia tentu bisa terpapar, jika tergigit hewan tersebut. Apalagi jika ada luka terbuka,” bebernya.

Gejala dan tanda rabies pada hewan ada dua tipe yaitu, tipe ganas terdiri dari stadium prodromal, eksitasi dan paralise dengan rincian, Stadium prodromal ( 2 sampai 3 hari ), gejala malaise, tidak mau makan, agak jinak, demam sub febris, refleks kornea menurun, Stadium eksitasi ( 3 sampai 7 hari ), gejalanya, reaktif dengan menyerang, dan menggigit benda bergerak, pica (memakan berbagai benda termasuk tinjanya sendiri), lupa pulang, strabismus, ejakulasi spontan, Stadium paralisis, gejala, ekor jatuh, mandibula jatuh, lidah keluar, saliva (ludah) berhamburan, kaki belakang terseret.

“Pada stadium ini sangat singkat dan biasanya dikuti dengan kematian hewan tersebut,” tegasnya.

Yang kedua yakni, tipe jinak, umumnya stadium ini muncul setelah stadium paralisis, anjing ini terlihat diam, berpenampilan tenang namun akan ganas kalau didekati. Gejala dan tanda penderita rabies pada manusia yaitu demam, mual, rasa nyeri di tenggorokan, keresahan, takut air (hidrophobia), takut cahaya, liur yang berlebihan (hipersaliva).

“Jika tergigit, usahakan segera cuci dengan air mengalir hingga 10 sampai 15 menit. Dan usahakan cuci dengan sabun. Setelah itu segera periksakan diri ke dokter,” tutupnya. (hmd/arp)

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Manajemen Mal Dianggap Abaikan Keselamatan

Jumat, 19 April 2024 | 08:25 WIB

Korban Diseruduk Mobil Meninggal Dunia

Jumat, 19 April 2024 | 08:24 WIB

60 Ribu Pendatang Serbu Balikpapan

Jumat, 19 April 2024 | 08:19 WIB

Jalan Rusak di Siradj Salman Minta Segera Dibenahi

Kamis, 18 April 2024 | 10:00 WIB

Pemotor Terlempar 25 Meter setelah Diseruduk Mobil

Kamis, 18 April 2024 | 07:50 WIB

Pertamina Kirim 18 Ton BBM ke Kutai Barat

Rabu, 17 April 2024 | 18:00 WIB
X