TANJUNG REDEB – Anggota Komisi I DPRD Berau, Ratna meminta jajaran Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Abdul Rivai terus berbenah, khususnya dalam pelayanan antrean nomor urut. Pasalnya, banyak keluhan yang masuk ke komisi I terkait layanan tersebut.

Dijelaskan Ratna, masyarakat rela datang pagi hari untuk mendapatkan nomor antrean terdepan, namun mereka harus menelan pil pahit, karena rata-rata sudah nomor sudah di atas 50. Hal ini membuat masyarakat kecewa.

“Mereka mengadu harus datang jam berapa agar bisa mendapatkan antrean yang cepat,” katanya.

Dijelaskan Ratna, pihaknya sudah pernah membahas hal ini dengan manajemen rumah sakit pelat merah tersebut, namun alasan mereka, bahwa sudah menggunakan sistem online dan offline. Namun menurutnya hal tersebut kurang tepat mengingat, tidak semua masyarakat memahami penggunaan gadget. Bahkan tidak ada sosialisasi terkait tiket online tersebut.

“Tidak semua masyarakat bisa memanfaatkan smartphone mereka. Tidak semua paham sistemnya, harus ada pembenahan,” ujarnya.

Dikatakan Politikus Golkar ini, saat ini rapor merah disematkan untuk rumah sakit tersebut, dalam sisi pelayanan. Banyak masyarakat mengeluhkan soal antrean yang panjang, serta kerap datang terlambat petugas.

“Petugas datang terlambat, pelayanan jadi terhambat. Antrean semakin panjang. Mohon maaf, ini manusia yang dilayani,” katanya.

Masalah antrean ini sebenarnya bisa dibenahi, jangan sampai masalah ini terus berlarut-larut, hingga menyebabkan masyarakat enggan untuk berobat ke rumah sakit. Karena antrean yang dianggap tidak sesuai.

“Terapkan sistem offline. Biarkan masyarakat datang. Jelaskan itu loket dibuka jam berapa, agar masyarakat tahu. Saya akui, saya dapat informasi, ada yang datang jam 6 namun nomor antrean sudah jauh,” ucapnya.

Ratna berharap, agar ada perubahan dari rumah sakit untuk bisa menjamin nomor antrean tersebut tidak disalahgunakan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Agar pelayanan bisa berjalan maksimal.

“Kasihan masyarakat yang jauh. Terkadang sudah lama antre, tapi pelayanan tidak maksimal,” tutupnya. (hmd/adv/arp)