DPRD Ancam Hentikan Perbaikan Jembatan

- Rabu, 7 Juni 2023 | 01:11 WIB
JATUH PINGSAN: Sejumlah warga menolong salah satu masyarakat yang jatuh pingsan saat tengah mengantre untuk menyeberang ke Tanjung Redeb. Hal ini juga dipicu akibat antrean yang cukup panjang, sedangkan masyarakat harus behadapan langsung dengan terik matahari.
JATUH PINGSAN: Sejumlah warga menolong salah satu masyarakat yang jatuh pingsan saat tengah mengantre untuk menyeberang ke Tanjung Redeb. Hal ini juga dipicu akibat antrean yang cukup panjang, sedangkan masyarakat harus behadapan langsung dengan terik matahari.

TANJUNG REDEB – Dampak dari penutupan Jembatan Sambaliung, membuat masyarakat ‘dipaksa’ mengantre untuk menyeberang menggunakan jalur alternatif yang disediakan.

Antrean cukup panjang termasuk untuk kendaraan roda dua. Bahkan berdasarkan pengakuan sejumlah masyarakat, ada yang harus mengantre hingga 3 jam lamanya. Parahnya lagi, warga yang mengantre harus menahan diri menghadapi sinar matahari yang cukup terik.

Bahkan kemarin (6/6), mengakibatkan salah satu warga yang mengantre pun jatuh pingsan. Dengan adanya kejadian ini, salah satu masyarakat Kecamatan Sambaliung, Yunus, meminta pengambil kebijakan harus kembali mencari jalan alternatif penyebrangan.

Menurutnya, jika hanya ada satu penyeberangan kendaraan roda dua, membutuhkan waktu yang sangat lama. “Kita kasihan lagi kepada yang sudah tua harus ikut mengantre sampai sekitar dua jam untuk bisa menyeberang,” katanya.

“Jika hanya 30 menit mengantre itu masih wajar saja, tetapi jika sudah lebih dari dua jam itu menurut saya harus ada tindakan diambil oleh pemangku kebijakan, karena kasihan masyarakat jika seperti ini,” harapnya.

Kejadian warga yang pingsan juga menjadi perhatian Anggota Komisi II DPRD Berau, Elita Herlina. Dirinya menegaskan bahwa Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau harus mencari solusi terkait dampak dari penutupan jembatan tersebut.

“Harus ada solusi yang konkret terkait dengan dampak penutupan jembatan itu (Jembatan Sambaliung, red). Karena saya mendapatkan informasi ada salah satu warga yang pingsan akibat lama menunggu antrean untuk menyeberang,” ujarnya.

Dirinya juga mempertanyakan apakah Pemkab Berau sudah menyiapkan tim medis untuk berjaga di posko penyebrangan? Pasalnya menurut politisi Partai Golkar ini, hal tersebut sangatlah penting, meningat penumpukan kendaraan yang ingin menyeberang sangat banyak.

“Harus ada itu (tim medis, red) yang berjaga, jangan sampai nanti terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Jika ada tim medis maka bisa ada pertolongan pertama,” kata dia.

Bukan hanya itu saja, menurut Elita, Pemkab Berau juga harus mencari solusi untuk mencari alternatif penyeberangan sebagai salah satu cara untuk mengurai penumpukan kendaraan.

“Jika sudah seperti ini harusnya Pemkab Berau mengimbangi fasilitas pendukungnya, karena jika dibiarkan begitu saja ditakutkan nantinya terjadi hal-hal yang merugikan masyatakat,” tandasnya.

Sementara Kepala Dinas Kesehatan Berau Totoh Hermanto, saat ditanya terkait hal itu memastikan kalau warga yang pingsan langsung ditangani tim medis yang disiagakan di setiap posko penyeberangan.

Dirinya juga sudah mengingatkan tim medis untuk dapat terus berjaga, mengingat antrean yang sangat padat dan memang memiliki potensi besar terjadinya pingsan akibat kelelahan.

“Sudah kita tegaskan juga agar bisa peka melihat keadaan di lokasi tersebut, jika memang ada tanda-tanda masyarakat yang lemas maka tim medis harus langsung memberikan pertolongan pertama. Jika ada tanda-tanda yang berbahaya baru dibawa ke rumah sakit,” imbuhnya.

Halaman:

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Arus Mudik Laut di Samarinda Belum Meningkat

Jumat, 29 Maret 2024 | 20:00 WIB

Bendungan Marangkayu Sudah Lama Dinanti Warga

Jumat, 29 Maret 2024 | 16:45 WIB
X