Tekan Kasus DBD di Berau

- Jumat, 9 Juni 2023 | 03:15 WIB
Totoh Hermanto
Totoh Hermanto

TANJUNG REDEB – Sampai saat ini penanganan kasus Deman Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau.

 Seperti yang dijelaskan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Berau, Totoh Hermanto, saat ini pihaknya akan menerapkan inovasi Wolbachia dalam menekan kasus DBD di Kabupaten Berau. Pasalnya, metode tersebut sudah dilakukan uji coa di dua kota besar di Indonesia dengan hasil yang sangat memuaskan.

“Ada inovasi yaitu Wolbachia yang memang salah satu cara dalam menekan kasus DBD,” ujarnya kepada awak media kemarin.

Diakui Totoh, inovasi itu juga telah disetujui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan telah dilakukan uji coba di Yogyakarta dan menurutnya penerapan tersebut juga akan segera diterapkan di Kota Bontang. Kemungkinan juga akan dilakukan di Bumi Batiwakkal.

“Jika sudah diterapkan di Kaltim tidak menutup kemungkinan juga akan diterapkan di seluruh kabupaten/kota di Kalimantan Timur,” katanya.

Karena menurutnya, untuk saat ini penanganan DBB di Kabupaten Berau masih dengan cara manual. Seperti fogging, menjaga kebersihan hingga pembagian obat pembunuh jentik nyamuk (Abate).

“Kemudian untuk kesadaran menjaga lingkungan agar tetap bersih mungkin agak berat, maka kita perlu inovasi baru yang efektif,” imbuhnya.

Menurut data yang dimiliki bahwa Kabupaten Berau telah ada 127 kasus sejak awal tahun 2023.  Angka ini menurutnya cukup tinggi terjadi di awal tahun. Maka Berau sangat ideal apabila dapat menerapkan metode ini.

“Karena masyarakat tidak menyadari akan kebersihan lingkungannya DBD dipastikan tidak akan hilang sampai kapan pun, jadi saya harap metode Wolbachia ini dapat menjadi salah satu metode yang terbaik,” tandasnya.

Dikutif dari Jawapos.com, Tim Riset World Mosquito Program (WMP) Yogyakarta yang memanfaatkan bakteri Wolbachia. Peneliti Utama WMP Yogyakarta Adi Utarini mengatakan, telah melakukan penelitian tersebut sejak 2011.

’’Jadi penelitian ini sebetulnya yang kita lakukan adalah sebuah intervensi lingkungan, jadi kita mencoba dengan nyamuk aedes aegypti, ini adalah pembawanya virus demam berdarah, tetapi sudah ada bakteri wolbachianya,” kata dia.

Bakteri wolbachia merupakan bakteri yang hidup sebagai parasit pada hewan artropoda, seperti nyamuk. Infeksi wolbachia pada nyamuk aedes aegypti ini akan menyebabkan virus DBD musnah.

’’Ketika nyamuk ini dilepas dalam bentuk telur, telur nyamuk kita titipkan dalam ember ke masyarakat, itu nanti bakteri wolbachianya bisa menekan virus demam berdarah, sehingga kalau nyamuknya menggigit manusia itu virusnya tidak ikut ditularkan,’’ ujarnya.

Adapun, dampak yang diberikan tentunya sangat baik bagi masyarakat. Sebab, bisa menekan angka penularan DBD hingga 77 persen di suatu wilayah yang nyamuknya mengandung bakteri wolbachia.

Halaman:

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

Manajemen Mal Dianggap Abaikan Keselamatan

Jumat, 19 April 2024 | 08:25 WIB

Korban Diseruduk Mobil Meninggal Dunia

Jumat, 19 April 2024 | 08:24 WIB

Mulai Sesak..!! 60 Ribu Pendatang Serbu Balikpapan

Jumat, 19 April 2024 | 08:19 WIB

Jalan Rusak di Siradj Salman Minta Segera Dibenahi

Kamis, 18 April 2024 | 10:00 WIB

Pemotor Terlempar 25 Meter setelah Diseruduk Mobil

Kamis, 18 April 2024 | 07:50 WIB
X