TANJUNG REDEB - Penambahan jalur penyeberangan menuju Sambaliung dan sebaliknya terus diupayakan, terbaru tim Pejabat Pelaksana Pembuat Komitmen (PPK) Perbaikan Jembatan Sambaliung dari Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Perumahan Rakyat (DPUPR-PERA) dan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataraan Ruang (DPUPR) Berau, meninjau dua lokasi yang akan dijadikan titik penyeberangan.

PPK Perbaikan Jembatan Sambaliung, I Nyoman Suardika, menuturkan, dua titik itu di Gang Satria, RT 22 Limunjan, Sambaliung dan Gang Perjuangan, Gunung Panjang, Tanjung Redeb, Jumat (9/6) pagi.

“Kami bersama tim DPUPR kabupaten sudah melihat dua titik penyeberangan yang dinilai layak,” jelas Nyoman.

Adapun, kapal LCT yang akan digunakan pada Kamis (8/6) malam sudah berada di Muara Badak. Sedangkan pada Jumat (9/6) telah berada di perairan Sangkulirang, Kutai Timur. Diperkirakan, tambahan armada itu akan tiba di Berau pada Sabtu (10/6) atau Minggu (11/6) mendatang. “Perkiraan tiba Sabtu atau Minggu,” jelasnya.

Nantinya, kapal LCT tersebut akan dikhususkan mengangkut pengendara motor yang hilir mudik dari Sambaliung menuju Tanjung Redeb dan sebaliknya. Hal ini untuk menambah kapasitas dua kapal kayu tambangan yang sudah ada.

“Beberapa kali pertemuan kita di Dermaga Sanggam, salah satunya membahas tambahan armada untuk motor. Karena seperti terlihat memang kurang,” ujarnya.

Dengan tambahan satu unit kapal LCT nanti, dihadap hilir mudik masyarakat bisa lebih lancar dan terpecah. Sehingga, tidak lagi tertumpuk di titik penyeberangan yang ada saat ini.

“Tentu ini untuk mendukung lancarnya arus bolak-balik masyarakat, agar tidak terpusat di titik yang ada dan menumpuk. Ini untuk mengurai itu juga,” jelasnya.

Dijelaskan Nyoman, terdapat beberapa perbaikan minor yang akan dikerjakan oleh DPUPR Berau sebelum lokasi penyeberangan digunakan. Hal ini juga dilakukan, sembari menunggu kedatangan kapal tersebut.

“Di sisi Limunjan, ada sedikit perbaikan jalannya. Segera setelah diperbaiki, kapal tiba akan kita segera buka. Intinya kita juga masih persiapkan matang-matang lokasi penyeberangan,” tuturnya.

Kedua titik lokasi itu dinilai paling tepat digunakan, sebab di kedua sisi telah memiliki tepi sungai yang layak untuk ditambatkan LCT.

Sehingga, tidak perlu banyak perubahan yang dilakukan. Bahkan Nyoman mengatakan, tidak akan ada pembangunan dermaga kayu di kedua sisi. “Tidak ada (dermaga kayu) karena waktu tidak cukup, dan lokasi sudah cukup,” ujarnya.

Terpisah, Kepala Bidang Preservasi Jalan dan Jembatan, DPUPR Berau, Junaidi, mengatakan, kedua lokasi yang dipilih merupakan lokasi dengan lahan di tepi sungai yang paling ideal. Pihaknya mengaku telah melakukan mobilisasi alat perbaikan sebelumnya. Sehingga, pekerjaan akan segera dimulai ketika material telah tiba.

“Yang di Jalan Satria ujungnya ada titik jalan rusak, material kita minta bantu dukung perbaikan hal-hal minor,” tegas Junaidi.

Sedangkan di sisi Tanjung Redeb, berada di ujung Jalan Perjuangan. Lokasi tersebut memiliki ruang tanah kosong yang cocok untuk dijadikan titik penyeberangan. Sehingga DPUPR Berau hanya perlu melakukan pengerasan tanah saja.

“Di Jalan Perjuangan itu ada tanah kosong yang sudah tertimbun, kita sudah mau meminjam juga ke masyarakat. Untuk sisi Tanjung Redeb, kita sudah menghadap ke pemilik. Karena ini untuk kebutuhan umum, maka sudah diizinkan,” ujarnya.

Hal ini hanya menyisakan sedikit pekerjaan sebelum penyeberangan, bisa dipergunakan sembari menunggu datangnya LCT.

Sehingga, hal ini diharap bisa membantu hilir mudik masyarakat yang ingin menyeberang. “Tinggal pembenahan sedikit jalan menuju posisi menambat dan perkerasan jalan,” pungkasnya. (*/sen/sam)