TANJUNG REDEB - Dinas Pertanian Dan Peternakan (Distanak) Berau mencatat produksi padi di Kabupaten Berau sering mengalami naik turun dalam beberapa tahun terakhir.
Kepala Bidang (Kabid) Pertanian Berau, Distanak Berau, Sulkifli mengatakan setiap tahunnya hasil panen padi yang ada di Kabupaten Berau tidak seterusnya stabil. Jika dibandingkan hasil panen pada tahun 2021 dan 2022, mengalami penurunan hasil panen.
“Pada tahun 2021 capai 38,70 ton per hektare sedangkan pada tahun 2022 turun menjadi 33,90 ton per hektare,” ujarnya saat ditemui di ruang kerja, Senin(17/7).
Meski mengalami penurunan, ia menerangkan masih ditoleransi. Sebab masih di atas batas target pihaknya. “Targetnya 3,26 ton per hektarenya, jadi masih dimaklumi,” ungkapnya.
Sulkifli menambahkan, sejak tahun 2019 hingga 2022, hasil panen padi di Kabupaten Berau memang tidak menentu, kadang naik kadang juga turun.
Penurunan hasil panen ini penyebabnya ada beberapa faktor, seperti hama, ketersediaan pupuk, dan tenaga penyuluh yang terbatas.
“Hama itu seperti tikus, atau serangga yang biasa merusak padi. Kalau untuk pupuk saat ini jatah pupuk subsidi sangat terbatas, terlebih harga pupuk naik berkali-kali lipat, itu yang menjadi kendala para petani kita,” jelasnya.
Walau demikian, pihaknya selalu rutin melakukan pendampingan terhadap para petani yang ada di Kabupaten Berau, ketika mengalami masalah dalam Pertanian.
“Kami ada 49 tenaga penyuluh pertanian yang tersebar di beberapa kecamatan di kabupaten Berau. Namun tenaga penyuluh kita ini sangat membutuhkan regenerasi baru, karena yang ada saat ini sudah hampir memasuki usia pensiun,” katanya. (adm/arp)