TANJUNG REDEB – Keberadaan Kota Tua, Teluk Bayur yang diwacanakan menjadi destinasi andalan di area perkotaan didukung Ketua Komisi II DPRD Berau, Andi Amir Hamzah. Ia menilai, dengan dibenahinya kawasan tersebut, bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.
Berau diakuinya memang banyak spot pariwisata. Seperti Derawan, Maratua, Bidukbiduk, dan lainnya. Namun untuk kawasan yang dekat dengan jantung kota, seperti Teluk Bayur, menjadi opsi terbaik saat ini. Mengingat, jarak tempuh dari Bandara Kalimarau, hanya 10 menit.
“Mengingat estimasi waktu tempuh yang singkat. Saya setuju, jika ada pembenahan untuk kawasan tersebut,” ujarnya.
Dilanjutkannya, persoalan pariwisata seharusnya sejak lama bisa diselesaikan, jika pemerintah serius dalam hal pembenahannya. Termasuk menyediakan anggaran yang besar. Karena, banyak destinasi yang butuh pembenahan.
“Ya kan sumber PAD mau diganti. Tapi, pembenahan anggarannya tipis. Ya susah,” bebernya.
Politikus Golkar ini menambahkan, sektor pariwisata di Bumi Batiwakkal tidak bisa dianggap sebelah mata. Disbudpar juga diminta untuk peka terhadap potensi baru dan melaporkan kepada pimpinan daerah, untuk bisa menggelontorkan anggaran. Karena, pariwisata merupakan salah satu pengganti, jika dunia pertambangan sudah tidak berjalan.
“Harus berani dan inovatif. Memang dibutuhkan tangan besi untuk mengubah Berau ini di sektor pariwisatanya,” tuturnya.
Sebelumnya, Pembenahan Teluk Bayur menjadi daerah wisata sejarah terus dilakukan, dalam hal ini pun disebut Kabid Pengembangan Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Berau, Samsiah Nawir. Pihaknya tidak sendiri dan melibatkan Dinas Perumahan dan Pemukiman (Disperkim) Berau.
Hal itu katanya, bertujuan agar suasana Kota Tua menjadi suasana saat masa Belanda pada zaman dahulu.
Menurut Samsiah, Disbudpar akan mengusulkan fasad perumahan penduduk di sekeliling Teluk Bayur biar dapat susana kota tua peninggalan Belanda.
“Fasad yakni perubahan bentuk depan rumah. Jadi bagian depan saja yang nanti akan diubah,” paparnya.
Dijelaskannya, bentuknya tidak harus sama, bangunan depan rumah diubah agar kesannya wisatawan yang berkunjung dapat merasakan masa-masa zaman Belanda pada zaman dahulu. Hal itu yang akan dijual kepada wisatawan.
“Hanya kami sedang mendiskusikan dengan beberapa OPD terkait, apakah hanya menyeragamkan catnya saja jadi berwarna putih, atau benar-benar mengubah fasad beberapa rumah yang memang butuh perhatian, atau justru membangun fasilitas toilet umum yang juga jadi tuntutan masyarakat setempat,” katanya.
Untuk Kota Tua Teluk Bayur, ada beberapa bangunan yang akan dikelola dengan baik yakni Museum Siraja, Gedung Bioskop, Kantor Pos, dan Kamar Bola yang merupakan bangunan bersejarah peninggalan Belanda.
“Kamar Bola yang saat ini sedang direvitalisasi oleh Dinas PUPR dan akan difungsikan sebagai Museum Tambang Batu Bara,” bebernya.
Ia melanjutkan, untuk pengelolaan Museum Tambang Batu Bara nanti Disbudpar akan menunjuk Pokdarwis Steinkolen Teluk Bayur. Pokdarwisnya juga akan dilatih dan diajak ke Museum Batu Bara yang ada di Tanjung Enim, Sumatera Selatan. Hal ini menurut Samsiah, masih diusulkan di anggaran perubahan.
“Kalau target selesainya lebih baik tanya langsung ke Perkim ya. Mudahan akhir tahun kita sudah bisa melihat perubahan Kota Tua Teluk Bayur, step by step,” tutupnya.
Sementara Kepala Disperkim Berau, Murjani, mengatakan hal itu belum tentu bisa dilaksanakan tahun ini. Meskipun dipaksakan melalui anggaran tambahan. Karena dibutuhkan biaya yang tidak sedikit untuk mengubah depan rumah warga.
“Tahun ini belum. Mungkin baru perencanaannya dan dianggarkan melalui ABT,” katanya.
Sedangkan untuk bangunan fisik menurut Murjani, baru bisa terlaksana pada 2024 hingga 2025. Tergantung anggaran yang diberikan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Berau tahun depan.
“Benar, kami sudah rapat dengan Disbudpar, kami bicara apa adanya mengenai anggaran juga,” bebernya.
Dijelaskan Murjani, pengelolaan Kota Tua Teluk Bayur, bisa menelan anggaran hingga Rp 10 miliar dan jumlah tersebut cukup besar. Namun untuk kemajuan pariwisata Berau, dan juga menaikkan pendapatan asli daerah (PAD) pihaknya akan berupaya agar pembenahan wajah Kota Tua, bisa dilaksanakan.
"Kami upayakan. Kita juga koordinasi dengan OPD lain pastinya. Agar sama-sama memajukan pariwisata Berau," tutupnya. (hmd/arp)