TANJUNG REDEB - Aktivitas penyeberangan kendaraan roda empat ke atas kembali menuai keluhan. Sebab setelah mencuatnya dugaan pungutan liar (pungli) yang diduga dilakukan oknum anak buah kapal (ABK) LCT, menurut salah satu pengendara roda empat, Rahman, membuat antrean kendaraan semakin panjang.
Rahman yang ditemui ketika mengantre di Jalan Singkuang, Kamis (17/8) lalu mengaku, kerap mendengar adanya dugaan 'setoran' yang dilakukan sopir truk bermuatan di atas 5 ton ke ABK, agar bisa ikut menyeberang menggunakan LCT yang disediakan pemerintah.
Padahal lanjut dia, pemerintah sudah mengatur bahwa kendaraan industri dan angkutan dengan bobot di atas 5 ton, diarahkan untuk menyeberang melalui jalur penyeberangan yang disediakan pihak swasta yang ada di Kelurahan Gunung Tabur dan Kampung Maluang.
"Jadinya mereka yang sudah setor boleh ikut LCT. Makanya tambah lama lagi kita mengantre, karena kalau mobil besar (truk bermuatan) masuk, tambah sedikit yang bisa diangkut sekali nyeberang," ungkapnya.
Saat tiba gilirannya untuk masuk ke LCT untuk menyeberang ke Limunjan, Rahman mengaku sudah mengantre sekitar 4 jam. "Dulu (beberapa waktu lalu) sempat tertib, truk-truk besar jarang yang mengantre di sini (Singkuang, red). Sekarang, biar yang angkut barang sampai di atas bak truk, bisa masuk juga," jelasnya.
Untuk meminimalisasi munculnya sorotan di tengah antrean, Rahman mengungkapkan truk-truk yang mengangkut barang hingga melebihi bak truk, menutupnya dengan terpal agar tidak menarik perhatian."Saya juga dikasih tau sopir truk yang mau setor. Katanya setoran variasi juga. MInimal Rp 100 ribu sampai Rp 200 ribu," aku dia.
Keluhan senada diutarakan Rani. Perempuan yang tinggal di Kecamatan Sambaliung tersebut mengaku mendengar adanya pungutan liar yang dilakukan oknum ABK kepada sopir truk. "Harusnya kalau memang tidak boleh ikut nyeberang di sini (Singkuang-Limunjan) jangan dibolehkan. Supaya kita yang pengguna kendaraan pribadi ini tidak terlalu lama antrenya," ujar perempuan yang bekerja di salah satu perusahaan swasta yang ada di Berau ini.
Dia pun berharap Pemkab Berau melalui jajarannya bisa bertindak tegas untuk menertibkan kembali jalur penyeberangan yang disediakan pemerintah tersebut.
"Kan Jembatan Sambaliung juga sudah mau selesai dikerjakan. Tertiblah, kan nggak lama lagi kembali normal," harapnya. (adm/sam)