TANJUNG REDEB - Kepala Bagian Pengadaan Barang dan Jasa (PBJ) Setkab Berau, Jimmy Arwi Siregar, menyebut realisasi proses lelang kegiatan per Kamis (24/8) sore, sudah capai 95,8 persen.
Bahkan, pada pagi sebelumnya sebut Jimmy, relaisasi bahkan sudah mendapai 97 Persen. Penurunan persentase itu sebutnya terjadi lantaran proses lelang merupakan pekerjaan yang dinamis. Paket pekerjaan bisa masuk kapan saja, sehingga bisa memengaruhi persentase penyelesaiannya.
Misalnya saja yang terjadi pada Kamis (24/8) pagi mencapai 97 persen, namun di sore hari turun menjadi 95,8 persen disebabkan masuknya sumber dana melalui Dana Bagi Hasil Dana Reboisasi (DBHDR). “Kemudian ada beberapa paket pekerjaan itu yang perencanaannya berada di tahun yang sama dengan konstruksinya, sehingga proses perencanaan selesai baru mereka akan mengadakan dua paket, pengawasan, dan konstruksi fisiknya,” jelasnya.
Realisasi progres ini merupakan jumlah paket pekerjaan yang selesai sebanyak 228 dari 280 paket pekerjaan yang masuk di sistem dengan nilai anggaran mencapai Rp 1,96 triliun. Di antara ratusan paket pekerjaan, Jimmy menyebut terdapat 24 paket pekerjaan yang dilakukan dengan cara dilelang. “Yang tender 24 paket pekerjaan saja, paling banyak di DPUPR Berau. Totalnya dari 24 paket pekerjaan itu nilainya Rp 66,5 miliar,” jelasnya.
Jimmy juga menjelaskan, mengapa terdapat paket-paket pekerjaan yang muncul di akhir-akhir masa anggaran murni. Hal itu dikarenakan dana pergeseran melalui DBHDR yang baru masuk, sehingga baru muncul tendernya pada bulan Juli.
“Yang masuk hanya DLHK dengan 4 kegiatan, totalnya Rp 17,5 miliar berupa pembuatan RTH di Tanjung Redeb," tuturnya.
Hal-hal tersebutlah yang mampu mengubah pencapaian UPBJ dalam hitungan jam saja. Dari realisasi 97 Persen menjadi 95,8 Persen. "Kita dinamis banget, tapi begitu masuk kita langsung proses," tegasnya.
Secara grafik pekerjaan sendiri, saat ini bahkan hampir tidak ada berkas paket yang dikerjakan. Sebab, puncak pekerjaan terjadi pada Mei lalu mencapai 81 paket pekerjaan hang harus diproses. “Jadi kalau secara grafik sudah sangat sedikit yang kita proses, puncaknya di Mei saat ini sudah sedikit,” terangnya.
Selain paket pekerjaan yang dilakukan secara lelang atau tender, terdapat juga paket pekerjaan yang prosesnya hanyalah Pengadaan Langsung (PL). Dikatakan Jimmy, biasanya hal itu berupa pengadaan barang seperti konsumsi. Misalnya saja, saat ini ada 24 pengadaan langsung. “Biasanya pengadaan barang saja, misalnya ada 24 kegiatan PL itu saat ini sebagian di DPRD,” terangnya.
Kalau secara waktu pelaksanaan, Jimmy optimistis hal itu mencukupi. Meski dilaksanakan pada bulan Agustus dikatakan aman saja. Menurutnya, yang merupakan paket pekerjaan konstruksi fisik dinilai memiliki potensi riskan. “Karena fisik ini kan juga bergantung pada pihak ketiga dan sebagainya,” jelasnya. (*/sen/sam)