ADA proses panjang yag harus dilewati. Saking panjangnya, ngalih menentukan siapa pengganti permanen seorang sekretaris kabupaten, setelah Gazali purna tugas.
Karena waktu tersisa masih berbulan-bulan. Ditunjuklah Agus Wahyudi, selaku sekkab antarwaktu. Pun di saat Agus sampai di ujung tugasnya, belum juga bisa menentukan penggantinya. Belum juga bisa sertijab.
Di halaman kantor bupati, apel pagi di hari Senin (28/8) ada upacara kecil. Agus Wahyudi berdiri bersama staf ahli dan salah seorang kepala bidang. Lalu, bergantianlah ASN peserta upacara menyalaminya.
Ekspresi Agus Wahyudi tak berubah. Tapi, sepintas terbaca, ia pun sedang bergelut dengan perasaannya. Sedih berpisah dengan para anak buahnya. Sedih tak lagi bisa bersama. Dan, sedih bahwa hari Senin itu adalah hari penghabisan mengikuti apel pagi selaku sekkab dan sebagai ASN.
Bulan Agustus, Agus Wahyudi genap berusia 60 tahun. Batas usia seorang ASN yang menduduki jabatan eselon II. Dan, terhitung awal September, ia akan menerima surat keputuan pensiun sebagai ASN.
Siapa penggantinya? Itulah yang jadi pertanyaan, bukan saja bagi seluruh ASN. Tapi juga warga yang ada di luar pagar kantor bupati. Peran seorang sekkab sangatlah penting. Khususnya dalam melakukan menjembatani berbagai kepentingan. Termasuk kepentingan anggaran.
Babak penyisihan sudah dilakukan jauh hari sebelum Sekkab Gazali memasuki masa pensiun. Banyak yang berminat. Begitupun peminat dari luar daerah yang memenuhi syarat kepangkatan. Termasuk memenuhi syarat pengalaman.
Hasil dari babak penyisihan melalui pengumuman terbuka, didapatlah nama-nama yang masuk dalam kelompok delapan besar. Delapan pejabat eselon II yang dinilai memenuhi syarat kepangkatan menempati posisi puncak ASN, sekretaris kabupaten.
Siapa-siapa mereka? Ada nama Fendra Firnawan (Kadis PUPR). Ada nama Said (Kepala Bapenda), Reza Fahmi (Kepala Inspektorat). Nama lainnya Yudha Budisantosa (Kepala Dispusip).
Nama mantan staf ahli Salim (Kepala Kesbangpol) juga masuk dalam delapan besar. Nama Mustakim (Kepala DLHK). Ada Andi Marewangeng (Kepala Dinas Perhubungan). Dan, satu-satunya perempuan yang mendaftar adalah Mualidiyah (Asisten III Setkab Berau).
Bisa saja, dari babak perdelapan final (seperti main bola). Akan mengerucut lagi menjadi semi final. Dan, tim penilai akan meranking lagi siapa yang bisa masuk ke babak final.
Jangan salah. Ada 30 anggota dewan, walaupun tak punya hak veto. Anggota dewan bisa saja bisik-bisik, siapa yang menurut mereka layak dalam menjalankan tugas sebagai sekkab. Bisikan para wakil rakyat itu, bisa diabaikan bisa juga jadi pertimbangan.
Mereka yang masuk delapan besar itu, adalah ASN yang sudah melewati perjalanan panjangnya bertugas di berbagai instansi. Itu riwayat pekerjaan yang membentuk mereka untuk mendapatkan sebutan memenuhi syarat administrasi dan pengalaman kerja.
Saya sangat yakin, nama-nama mulai mengerucut di tiga figur. Wajah-wajah yang dianggap punya kinerja yang plus-plus. Wajah yang dianggap mampu menjawab berbagai persoalan internal sekretariat maupun maupun eksternal.
Saya sangat mengenal ke delapan kandidat pejabat sekkab tersebut. Cukup lama bergaul. Ada yang sering jumpa di warung kopi. Ada yang hanya say helo bila berpapasan. Ada yang hanya berbagi senyum. Mereka adalah pekerja keras.
Dan, percayalah. Akan ada tim lobi-lobi yang membawa satu nama. Dengan berbagai pertimbangan profesional dan pertimbangan politis jangka menengah. Akan ada yang melakukan pendekatan dan meyakinkan jagoannya.
Ada juga bisik-bisik, menyebutkan nama dengan embel-embel punya banyak pengalaman di pemerintahan. Dan, tim lobi yang membawa nama yang lainnya. Berau Post, sudah menuliskan profil masing-masing kandidat.
Menurut Daeng, siapa? Biasanya saya cukup tajam dalam memprediksi. Untuk jabatan sekka bini, saya tak mau berandai-andai. Cukup saya berkata dalam hati saja. Tugasnya bukan berat. Tapi super berat. Tahun depan adalah tahun politik. Itu yang bikin berat. Justru itu pertimbangan utamanya.
Menenbak-nebak buah manggis juga tak mungkin. Yang pasti, tim yang ditugasi akan menyodorkan nama. Soal siapa dia, sangat bergantung pada ujung pena bupati. (*/sam)
@cds_daengsikra