Riza Fakhmi memulai kariernya sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Pemerintah Kabupaten Berau sejak tahun 1998 lalu, setelah lulus mengikuti tes penerimaan pegawai kala itu.
PRIA yang lulus kuliah pada tahun 1992 di Fakultas Pertanian, Jurusan Pertanian di Universitas Mulawarman, Samarinda, ini sempat meniti karier di luar kepegawaian pemerintah setelah lulus kuliah, bahkan ia sempat membuat konsorsium bersama rekan-rekannya semasa di Kota Samarinda.
Pasang surut dunia usaha membuatnya berpikir, ada anak dan istri yang harus dibiayai dengan penghasilan yang pasti. Seperti sudah menjadi suratan, pada 1998 ia memutuskan mengikuti seleksi pegawai di Berau, setelah dia diterima, dia lantas memboyong anak dan istrinya menetap di Berau. “Padahal saya dahulu tidak pernah kepikiran untuk menjadi ASN, tetapi qadarullah, saya akhirnya di Berau,” ujarnya ditemui di jam pulang kerja di kantornya yang berlokasi di Jalan SA Aminudin.
Meski gajinya sebagai ASN saat itu terbilang rendah, hanya Rp 120 ribu. Jika dibandingkan dengan pekerjaan sebelumnya tentu berbeda drastis. Namun, Riza berpegang teguh pada kalimat, bahwa merasa cukup hanya bisa dihentikan dengan rasa syukur. “Kalau tidak begitu, tidak akan pernah puas kita sebagai manusia,” ujarnya.
Pria kelahiran Martapura 1 Oktober 1967 silam ini memang hanya bergelar Insinyur saja, namun sejumlah sertifikasi profesi dimilikinya. Hal itulah mengapa ia akhirnya bisa menjadi Inspektur di Inspektorat Berau. Satu di antara sertifikasi yang dimilikinya adalah Certified Goverment Chief Audit Excecutive atau CGCAE. Ini merupakan sertifikasi bergengsi yang dikeluarkan oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) pada tahun 2021 silam.
“Sebenarnya saya pernah di Bappeda selama 4 tahun sebagai staf di Penyusunan Program. Langsung lanjutkan di sini (Inspektorat, red), sempat 6 bulan di Diskominfo, sebagai Sekretaris pada tahun 2019,” paparnya.
Meski dirinya jadi salah satu peserta dengan latar belakang karier yang hampir 80 persen dihabiskan di Inspektorat, Riza justru yakin bahwa ia juga paham dan memahami bagaimana manajemen pemerintahan berjalan. Mulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan, hingga hasil akhirnya. “Sekarang saya sebagai Inspektur juga menjadi salah satu dari Tim Anggara Pemerintah Daerah (TAPD). Artinya saya sudah menjalani karier di pemerintahan mulai dari Perencanaan dan pengorganisasian (planning dan organizing) yaitu bekerja di Bappeda / Bapelitbang, saat bekerja di OPD teknis di Diskominfo (actuating/ pelaksanaan )dan terakhir di pengawasan (controlling) yaitu di Inspektorat,” paparnya. “Pengalaman ini juga sejalan dengan prinsip manajemen yaitu Planning, Organizing, Actuating dan Controling (POAC). Idealnya kalau bisa kita mampu memahami seluruh proses bisnis dalam manajemen,” sambungnya.
Menurutnya, muara dari segala kegiatan pemerintahan adalah pengawasan. Dan hal itu sudah dijalaninya selama hampir 20 tahun di Inspektorat Berau. Menurutnya, jalannya pemerintahan perlu fungsi pengawasan yang baik. Apalagi dirinya tak hanya di pengawasan, ia bahkan pernah menduduki jabatan di Badan Perencanaan dan Penelitian Daerah (Bappeda) selama 4 tahun seeta menjadi Sekretaris Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo).
“Dari pengalaman saya sudah pernah di bidang perencanaan (Bappeda, red), pernah pelaksanaan (Diskominfo, red). Sampai sekarang saya di pengawasan (Inspektorat, red),” jelasnya.
Namun, dirinya tak ingin tinggi hati. Ini bukanlah semata-mata ia merasa mampu dan pandai. Melainkan untuk menjalankan tugasnya sebagai ASN dikatakannya, memang harus berkontribusi untuk menciptakan pemerintahan yang baik, salah satunya untuk memberikan alternatif pilihan kepada negara untuk menentukan yang terbaik nantinya. Hal itu juga untuk menciptakan pemerintahan yang baik dengan menjadi pendukung untuk memberikan berbagai variasi calon sekkab yang terbaik.
“Ini sebenarnya panggilan negara, kalau saya menilai siapa yang memiliki (memenuhi) syarat, wajib ikut (seleksi, red),” tegasnya.
Apalagi untuk menyukseskan program-program prioritas pemerintah yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) perlu didukung Sekretaris Kabupaten yang punya kualifikasi terbaik.
SOSOK SEKKAB MENURUT RIZA
Sebagai seorang ASN, lama dan bergelut di Inspektorat Berau, Riza menilai bahwa seorang Sekretaris Kabupaten (Sekkab) harus punya kelebihan di samping kecerdasan dan kariernya. Adalah kemampuan tak tertulis yang sudah menjadi realita. Bagaimana seorang pimpinan ASN mampu menerjemahkan kebijakan politis yang dibuat oleh kepala daerah dan DPRD sebagai representasi masyarakat menjadi turunannya kebijakan administrasti.
“Itu kemampuan yang cukup sulit, sehingga siapapun yang menjadi sekkab nanti kita harapkan sudah yang terbaik,” ujarnya. “Bagaimana keputusan politis yang harus (busa) diterjemahkan menjadi kebijakan administratif, paham politik meski tidak ikut berpolitik praktis,” sambungnya.
Tak hanya kemampuan itu, seorang sekkab menurutnya juga harus punya leadership yang baik dalam mengoordinasikan kebijakan yang diciptakan. Hal itu sudah merupakan amanah aturan yang harus dijalankan setiap sekkab.
Riza juga mengatakan, ke depan visi mengawal RPJMD dan RPJP menjadi isu penting. Sebab, keduanya sama-sama harus tercapai di 2026 mendatang. Sehingga, perlu kerja cepat dan tepat sasaran mencapai tujuan bersama itu. “Target yang harus kita kawal di 2026 itu tidak gampang. Sekarang posisi kita apakah akan ketemu nanti di 100 persen pada 2026,” ujarnya.
Sehingganya, untuk mencapai 100 persen pada target yang ditentukan perlu memiliki konsep perencanaan yang baik. Riza juga memandang, selain ikut memperhatikan capaian di RPJMD dan RPJP, Berau harus melirik pindahnya pusat pemerintahan ke Kalimantan Timur sebagai peluang memajukan daerah. Apalagi, santer pembahasan Berau dan kabupaten/kota lainnya yang digadang menjadi penyangga IKN, tentu harus digapai sebaik mungkin.
“Yang paling dekat di 2026 akhir bersamaan, RPJMD dan RPJP. Yang diperjanjikan 17 tahun lalu, kalau melihat di situ visinya selaras saja. Di situ ada angka yang harus ditingkatkan, sehingga harus dikejar,” tegasnya. (*/sen/sam)