TANJUNG REDEB - Pasar Sanggam Adji Dilayas (SAD) semakin ditinggalkan, kini lapak pedagang sudah terlihat kosong, sejumlah ruko pun tertutup rapat.
Hal itu tidak ditampik Kepala Bidang (Kabid) Sarana Perdagangan Dinas Koperasi dan Perdagangan (Diskoperindag) Berau, Abdurrachim. “Ada banyak ruko dan lapak yang kosong, penyebabnya ada yang memang kita segel karena ada tunggakan, ada juga yang sengaja mengosongkan diri,” ujarnya, Kamis (31/8).
Sejak pandemi Covid-19 melanda Kabupaten Berau sebutnya, Pasar SAD mulai jarang dikunjungi masyarakat, terutama pasar kering atau area pakaian. Karena sepi dari pembeli, para pedagang ada yang menunggak pembayaran dan juga memilih meninggalkan lapaknya. “Dari data yang kami simpan, ada sekitar 600 lapak dan ruko yang kosong saat ini,” bebernya.
Untuk mengatasi persoalan ini, Abdurrachim mengaku bahwa pihaknya juga sudah cukup gencar menyosialisasikan kepada seluruh masyarakat agar mau berjualan lagi di Pasar SAD. “Siapa saja boleh menempati, cukup mengeluarkan biaya materai saja dan biaya retribusi bulanan. Tidak ada pembayaran mahal di awal, penarikan retribusi pun bermacam-macam harganya, tergantung lapaknya lagi besar atau kecil,” tambahnya.
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Berau, Madri Pani, turut menyoroti banyaknya lapak yang kosong pada Pasar SAD. Dirinya pun mendorong agar pihak terkait segera mencari solusi atas persoalan ini. Jangan sampai lapak kosong berkepanjangan, hal itu disebutnya memengaruhi pendapatan pasar dalam hal penarikan retribusi.
Ia juga menambahkan bahwa, melalui Disperindagkop agar lebih gencar mempromosikan pasar SAD kepada masyarakat Berau. Selain mempromosikan lapak yang kosong, Disperindagkop juga harus membuat inovasi baru agar masyarakat lebih tertarik berbelanja di Pasar SAD lagi.
“Dari dulu gitu-gitu aja, bikin inovasi menarik agar masyarakat tertarik untuk berbelanja di pasar, fasilitas yang rusak harus dibenahi agar pengunjung nyaman untuk berbelanja,” tutupnya. (adm/sam)