Menjadi peserta termuda kedua dari peserta lain pada seleksi jabatan Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Berau, namun Fendra Firnawan tak minder.
FENDRA yang memulai kariernya di dunia pemerintahan sebagai honorer pada 19 Februari 1998 di Dinas Pekerjaan Umum (DPU) pada era kepemimpinan Bupati Masdjuni, setelah menyelesaikan pendidikannya di Institut Teknologi Nasional, Malang, Jawa Timur, program studi Teknik Industri.
Kala itu dia tak lama bertugas di DPU Berau, setahun kemudian ia dipindahkan ke Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Bapendalda) hingga tahun 2002. Di tahun itu juga, ia mendapat tugas belajar untuk menempuh pendidikan S2 pasca sarjana di Universitas Gajah Mada, Jogjakarta, dengan jurusan Ilmu Lingkungan yang diselesaikannya hanya dalam kurun waktu 1 tahun 4 bulan.
“2004 aku selesai awal, ditempatkan kembali di Bappeda oleh Pak Masdjuni. Nah di Bappeda itu aku 14 tahun,” paparnya.
Di Bappeda itulah Fendra banyak belajar bagaimana manajemen sistem pemerintahan berjalan. Mulai dari perencanaan, hingga hasilnya bagi masyarakat. Kantor itu yang kini bernama Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan (Bapeltibang), tempat Fendra mengasah pengetahuannya.
“Sehingga kita mengetahui, ada yang namanya Indikator Kerja Utama (IKU), sehingga seperti saat ini saya berdinas di DPUPR Berau tahu, saya menjaga kemantapan jalan dan air bersih. Sehingga untuk mencapai IKU itu, program prioritas apa saja yang harus dikerjakan untuk mengangkat nilainya,” jelasnya.
Hingga di tahun 2018, dia diberi amanah menduduki posisi Kepala Bagian Pengadaan Barang dan Jasa, disusul sebagai Kepala Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP), dan akhirnya kini dimutasi sebagai Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR).
Fendra masih mengingat, kalan ia ditugaskan sebagai Pimpinan Proyek (Pimpro) penyusunan Rencana Pemerintah Jangka Panjang Daerah (RPJPD) yang realisasinya dijalankan untuk 20 tahun ke depan sejak 2005. Sehingga, seharusnya akan tuntas pada 2025 mendatang. “Pekerjaan itu yang dilihat indikatornya, kita harus berbasis outcome, azas manfaat untuk masyarakat,” tuturnya.
MANTAPKAN PERENCANAAN
Fendra menegaskan, sebuah perencanaan harus tepat guna dan tepat sasaran. Pembangunan yang dilakukan mulai perencanaannya harus memiliki tujuan ketika selesai dibangun, apa dampaknya bagi masyarakat.
Pengalaman yang mengembleng pria humoris ini menjadikan hal itu sebagai bekal tersendiri. Bahwa, pengalaman bagi Fendra adalah guru dan sumber pengetahuan yang terbaik. “Semua perjalanan pekerjaan memang butuh proses, pengalaman itu bisa didapat melalui waktu kerja yang terbaik,” ujarnya.
Salah satu keunggulan yang dimilikinya adalah pada manajemen pengelolaannya. Lahir dari pendidikannya sebagai S1 Teknik Industri, menjadikan Fendra tak hanya paham cara kerja pembangunan tapi juga manajemen organisasinya. “Saya cenderung mengelola suatu organisasi bisa lebih efisien, tepat pengelolaan SDM, menggunakan kekuatan sendiri dalam menggapai apa yang mau dicapai,” jelasnya.
DUKUNG PENINGKATAN SDM
Fendra secara terang-terangan sangat mendukung terkait peningkatan SDM di jenjang pendidikannya. Itu menurutnya merupakan hal positif yang harus didukung. Bahkan jauh sebelum membicarakan keikutsertaannya sebagai peserta Seleksi JPTP Sekkab Berau, kala ia menjabat Kabag PBJ, banyak rekan kerjanya yang ia dukung untuk menempuh pendidikan baik dari D3 menuju S1, S1 menuju S2.
Hal ini bukan tak berdasar. Kala ia baru menyelesaikan pendidikan S2 nya di UGM, ia sempat ditawari kembali untuk melanjutkan pendidikannya di UGM dan mengambil program doktoral. Hanya, kala itu, ia diminta untuk kembali bekerja. Sebab pemerintahan memang tengah membutuhkan orang-orang cerdas seperti Fendra. Ia kembali ke Berau juga untuk membangun Berau sebagai putra daerah.
“Sempat mau lanjut, karena masih segar otak kan selesai S2, namun Pak Masdjuni meminta saya untuk mengabdi dahulu. Banyak pekerjaan dan persoalan yang harus diselesaikan bersama,” terangnya.
Kemantapan hatinya dan akhirnya memutuskan ikut serta dalam proses Seleksi JPTP Sekkab Berau bukan semata-mata Fendra haus akan jabatan. Ditegaskannya, ia sebagai putra daerah. Ada panggilan di dalam jiwanya untuk membangun daerah, Berau untuk lebih maju. Takdirnya membawa ia untuk mewujudkannya melalui ASN, dan posisi sekkab akan memberikan peluang lebih besar ia membangun daerah. “Saya mau membangun daerah saya lebih baik, saya juga ingin ini jadi amal ibadah, karena sebaik-baiknnya manusia adalah mereka yang bermanfaat untuk sesama,” terangnya.
Bermanfaat bagi sesama tak hanya ingin ia lakukan sendirian. Dalam masanya saat ini sebagai Kepala DPUPR Berau ia juga mencoba terapkan itu. Setiap perencanaan yang dilakukan anggotanya selalu ditekankan “apa manfaatnya untuk masyarakat?”. Sebab menurutnya, proyek siapapun akan cepat mengerjakan, namun apakah hasilnya nanti bisa bermanfaat? Disitulah ia mengambil peran mencegah pembangunan hal-hal tak bermanfaat.
“Makanya saya tanya ke mereka, ini apa manfaatnya? Sehingga bisa memberikan ladang kebaikan, semakin besar jabatan yang kita genggam, kita bisa memberikan kebaikan yang lebih besar. Meski saya bukan orang alim, saya berusaha berbakti kepada daerah saya,” pungkas Fendra mengakhiri perbincangan. (*/sen/sam)