MARATUA – Pulau Maratua, yang merupakan salah satu daerah unggulan wisata Berau memang menyedot minat wisatawan untuk berkunjung, termasuk Sultan Malaysia yakni Al-Wathiqu Billah Tuanku Mizan Zainal Abidin Ibni Al-Marhum Sultan Mahmud Al-Muktafi Billah Shah dan Yang Amat Mulia Tengku Nadhirah Zahrah, yang tiba Senin (4/9).
Rombongan asal Negeri Jiran itu pun disambut Wakil Bupati Berau, Gamalis, berserta beberapa kepala OPD, di ruang tunggu Bandara Maratua, di Kampung Payung-Payung, Kecamatan Maratua, menggunakan pesawat jenis ATR 72.
Kedatangan tamu negara itu disambut dengan taburan beras kuning, tarian khas suku Bajau yakni Tari Dalling.
Usai disambut dengan pertunjukan kesenian, rombongan kembali dijamu dengan makanan khas masyarakat Bajau, yakni Tehe-Tehe. Makanan yang terbuat dari kerang atau semacam bulu babi, kemudian isinya dibuang dan diisi dengan ketan, dan direbus sekitar 30-45 menit dan pastikan Tehe-Tehe tersebut benar-benar tenggelam.
Ada hal unik yang harus dilakukan sebelum memakan Tehe-Tehe, yakni harus diketok-ketok dulu menggunakan sendok, agar cangkangnya pecah, kemudian baru dimakan isinya.
Gamalis mengaku, dari obrolannya dengan rombongan Sultan Malaysia, semuanya mengaku terpesona dengan Maratua meski baru pertama kali tiba di Pulau Maratua. “Katanya (Sultan), melihat lautan kita ini indah, warnanya macam-macam, biru muda, tua, tosca, dan kehijauan,” katanya.
Rencananya rombongan sultan tersebut, akan menginap di Nabuco, dan akan kembali ke Malaysia, pada 9 September mendatang. Untuk mengeksplor keindahan bawah laut Maratua, dan juga menjelajah sisi darat Maratua. Menurut Gamalis, kedatangan rombongan ini tentu membawa angin segar bagi Berau, pasalnya selaku orang terpandang. Promosi pariwisata di Bumi Batiwakkal, akan semakin menggeliat.
“Iya benar, mereka juga bawa rombongan media. Ini bagus buat kita,” paparnya.
Maratua sendiri, memiliki luas, 384,36 km². dengan pulau-pulau kecil yang menghiasi. Lautan pasir, dan keindahan terumbu karang di Maratua, sudah tidak perlu diragukan lagi. Bahkan, Yang Amat Mulia Tengku Nadhirah Zahrah, mengaku, akan membantu promosi melalui media sosialnya. “Ini sangat indah. Saya suka berada di sini. Walaupun ini baru pertama kali saya ke sini,” katanya.
Menurutnya, perjalanan panjang dari Balikpapan menuju Maratua yang ditempuh perjalanan udara sekira satu jam, terbayar lunas dengan keindahan dan lambaian pohon kelapa. Angin sejuk, karang indah, laut yang bersih, dikatakannya menjadi obat paling mujarab menghilangkan lelah. Ia juga mengaku, tidak akan pernah kapok untuk kembali ke Maratua, bahkan akan lebih jauh menjelajah Berau. “Saya dengar dari kawan, ada penangkaran penyu. Saya juga ingin ke sana nanti,” tuturnya.
Ya, Maratua merupakan salah satu kepulauan terluar di Indonesia. Keindahannya, patut diacungi jempol. Bagi wisatawan yang ingin ke Maratua, ada dua jalur yang bisa digunakan, yakni menggunakan pesawat, dengan hari-hari tertentu yakni pada Rabu setiap pekannya. Atau menggunakan jalur laut menggunakan speedboat, dengan jarak tempuh mencapai 3 jam dari Dermaga Sanggam di Tanjung Redeb. (hmd/sam)