SEGAH - Permasalahan air bersih di Kabupaten Berau hingga saat ini masih menjadi keluhan masyarakat. Salah satunya masyarakat Kampung Harapan Jaya, Segah yang sering mengeluhkan air tidak mengalir atau macet.
Kepala Kampung Harapan Jaya, Ali Sasmurul mengatakan distribusi air bersih dari Perumda Batiwakkal yang berada di Kampung Harapan Jaya sering tidak keluar atau mati. Sehingga ia kecewa karena menilai Perumda Batiwakkal gagal menjaga kualitas penyaluran air.
Kemudian, saat air pasang, ia mengungkapkan mesin pompa yang dimiliki Perumda Batiwakkal tenggelam terendam. Akibatnya, mesin pompa rusak dan tidak bisa digunakan kembali.
“Gak tahu sampai saat ini sudah diperbaiki atau belum, sehingga waktu PDAM menarik tagihan masyarakat tidak mau membayar karena airnya saja jarang keluar,” ungkapnya.
Karena itu, saat ini beberapa meteran PDAM milik masyarakat banyak yang disegel oleh pihak PDAM, karena mengalami tunggakan dan belum menyelesaikan pembayaran. “Meteran saya pun saat ini disegel, bagaimana mau bayar kalau airnya saja tidak keluar,” katanya.
“Kalau air itu keluar saya dan masyarakat tentu mau membayar pengguna air tersebut,” sambung Ali.
Akibat tidak lancarnya aliran air yang disediakan PDAM, ia mengungkapkan membuat masyarakat Kampung Harapan Jaya harus membeli air dari mata air yang ada di kampung. Sehingga harus merogoh kocek lebih dalam karena harganya yang cukup mahal.
“Jadi yang diuntungkan saat ini adalah pengusaha air atau orang yang menjual air di dalam profil tank. Satu profil tank itu Rp 60.000, itu bisa bertahan beberapa hari saja tergantung pemakaian, kalau di rumah itu banyak orang otomatis butuh empat sampai 5 profil tank dalam sebulan,” tutupnya.
Di lokasi berbeda, Direktur Perumda Batiwakkal, Saipul Rahman mengatakan seringnya air tidak mengalir di Kampung Harapan Jaya karena disebabkan kurang besarnya dorongan pompa.
“Kalau gak salah tahun lalu mesin milik PDAM yang ada di Kampung Harapan Jaya mengalami kerusakan akibat terkena longsor,” ujarnya.
Saat ini memang perbaikan sudah rampung diselesaikan, namun kata Saipul, pompa yang digunakan saat ini kapasitasnya lebih kecil dibandingkan yang rusak dulu.
“Pas terkena longsor itu dalam seminggu kami bisa memperbaiki, namun kami pakai pompa yang ada saja, karena pompa dengan kapasitas yang besar kami tidak ada lagi, sehingga harus order dan membutuhkan waktu yang lama,” jelasnya.
Meski begitu, pihaknya sudah meng-order pompa dengan kapasitas besar agar pelayanan bisa kembali normal seperti dulu lagi. Sekaligus meminta masyarakat Kampung Harapan Jaya untuk bersabar.
“Saya minta ketika nantinya pompa sudah kami ganti seperti yang dulu, masyarakat tertib dalam pembayaran agar operasional bisa terus berjalan,” tutupnya. (adm/arp)