TANJUNG REDEB - Kembali mendaratnya maskapai Batik Air ke Bandara Kalimarau dengan nomor penerbangan ID-6430 berkapasitas 128 penumpang, disambut dengan Water Salute. Maskapai Batik Air itu tiba dari Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta, Cengkareng dan mendarat di Kalimarau pukul 06.55 WITA, Rabu (6/9).
Wakil Bupati Berau Gamalis, turut menyambut kedatangan maskapai yang didalamnya turut serta dalam penerbangan perdana Bupati Berau Sri Juniarish, Kepala Bandar Udara Kalimarau Ferdinan Nurdin, serta Kepala Kejaksaan Negeri Berau Hari Wibowo. Pesawat Airbus A320 itu disambut dengan upacara penyambutan dengan penyemprotan yang dilakukan dua unit mobil Damkar Bandara atau kerap disebut Water Salute.
Bupati Berau, Sri Juniarsih, mengatakan, hal ini sesuai dengan tema yang diangkat ‘Cinta Lama Batik Kembali’ atau CLBK. Sebab, ini kali kedua maskapai bermotif batik itu mendarat ke Bumi Batiwakkal.
“Dengan penumpang yang cukup banyak, ini merupakan sebuah harapan yang luar biasa dan langkah awal yang sangat luar biasa untuk kita syukuri. Artinya, perputaran peningkatan ekonomi akan terjadi di sini, sekaligus keunggulan pariwisata Kabupaten Berau yang sangat luar biasa bisa terangkat,” paparnya, Rabu (6/9).
Tak hanya sampai di sini, bupati pun kembali bercita-cita ke depan akan ada penerbangan langsung dari Berau ke Makassar, Jogjakarta, serta kota besar lainnya. Dirinya juga akan berusaha kembali mengusulkan penerbangan menuju Samarinda dan Balikpapan bisa terjangkau dan ramah bagi kantong masyarakat.
“Terkait harga tiket Berau-Samarinda dan Balikpapan itu yang akan kita rencanakan ke depan, karena itu harus diusulkan kemudian. Tidak bisa secara langsung bersamaan,” ujarnya.
Terpisah Kepala Bandar Udara Kalimarau, Ferdinan Nurdin, mengatakan, ini adalah momen sejarah yang menurutnya menjadi awal kebangkitan kejayaan Bandara Kalimarau seperti sedia kala, sebelum sebelum Pandemi Covid-19 terjadi. “Dengan kondisi ini, perlu kita ketahui Batik Air menjatuhkan hatinya terbang ke Bandara Kalimarau ini untuk melayani masyarakat Batiwakkal, itu kita berterima kasih karena kondisinya banyak permintaan dimana-mana,” paparnya.
Terkait penerbangan dari Berau ke Samarinda dan Balikpapan agar memiliki harga penerbangan yang murah dikatakannya, menjadi kewenangan maskapai kembali. Sehingganya, seperti apa perhitungan dan kajian yang dilakukan maskapai untuk bisa mempehitungkan antara strategi bisnis dan kebutuhan masyarakat.
“Jadi kita hanya bisa sampaikan informasi yang mungkin bisa jadi pertimbangan maskapai untuk menerbangi Balikpapan dan Samarinda,” sebutnya.
Adapun Corporate Communications Strategic Lion Air Group, Danang Mandala Prihantoro, menjelaskan, Batik Air melihat beberapa hal yang akhirnya memutuskan kembali membuka penerbangan ke Berau. Di antaranya adalah potensi pasar, pengembangan wilayah, koneksi ke destinasi lain, dan kemitraan kerja sama.
“Tentu selain itu, juga merupakan kebijakan perusahaan untuk membuka rute ini (Berau, red). Ini menjadi strategi bisnis untuk memperluas jaringan Lion Air Group,” paparnya saat dihubungi.
Selain itu, masuknya Batik Air juga didasari permintaan pelanggan yang tinggi. Sehingganya, Lion Air Group memutuskan membuka kembali layanan penerbangan dari dan ke Berau melalui Jakarta dan Surabaya. “Kelutusan maskapai seringkali didasari permintaan pelanggan. Jika ada permintaan pelanggan yang kuat terhadap satu rute, maka maskapai akan menjadikan hal itu sebagai bahan pertimbangan,” jelasnya.
Ini merupakan alasan mendasar, di samping Batik Air menggaet pangsa pasarnya adalah pelancong yang pelesiran ke Berau. Sebagaimana diketahui, Berau punya dua destinasi wisata unggulan yang masuk dalam Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) yaitu Pulau Derawan dan Maratua. Di sampingnya juga banyak destinasi wisata lainnya yang juga menarik dan banyak dikunjungi.
Danang menyebut, pembukaan rute penerbangan Batik Air merupakan layanan penerbangan dengan pelayanan penuh dan tidak termasuk dalam maskapai penerbangan tarif rendah atau Low Cost Carrier (LCC), sehingga harga jualnya terbilang mahal namun sesuai dengan pelayanan. Namun, Danang meyakinkan, bahwa Lion Air Group tidak menutup pintu armada penerbangan LCC groupnya seperti Lion Air dan Super Air Jet.
“Komitmen Lion Air Group terhadap pengembangan bisnis selalu berubah sesuai dengan kondisi pasar, kebutuhan pelanggan, dan rencana jangka panjang perusahaan. Jika ada permintaan yang signifikan untuk penerbangan LCC ke Berau dan jika itu sejalan dengan strategi bisnis grup, Lion Air Group mungkin akan mempertimbangkan untuk membuka peluang masuknya maskapai LCC ke Berau,” jelasnya.
Masuknya Batik Air juga dikatakan Danang, bisa saja berumur panjang dan terus melayani penumpang di Berau. Tentunya, sebagai perusahaan yang menjalankan bisnis, Batik Air bergantung pada beberapa faktor yang akan menjawab apakah akan terus mengudara atau berhenti melayani masyarakat Berau.
Di antaranya Danang menyebut, ada lima penilaian yang mendasari Batik Air dalam beroperasi, yaitu analisis pasar yang dilakukan Batik Air, infrastruktur bandar udara juga jadi faktor penting untuk menentukan keputusan memulai ataupun menghentikan layanan.
“Kemudian evaluasi keuangan yang cermat akan dilakukan untuk memahami potensi profitabilitas dan dampak finansial dari layanan ke Berau,” paparnya.
Pembukaan layanan penerbangan ini tidak dibatasi pelaksanaannya untuk dinilai. Sebab, setiap keputusan bisnis dapat bervariasi berdasarkan kondisi yang berubah dari waktu ke waktu. Keputusan untuk memasukkan atau menghentikan penerbangan ke suatu destinasi biasanya didasarkan pada pertimbangan yang cermat dan analisis yang berkualitas. (*/sen/sam)