TANJUNG REDEB – Kegiatan pelestarian hutan mangrove mendapat dukungan penuh Bupati Berau, Sri Juniarsih.
Disampaikannya, Berau memiliki keanekaragaman dan kekayaan sumber daya alam. Terlebih menjadi bagian dari ekosistem segitiga karang dunia dan bentang Laut Sulu Sulawesi yang mendukung penghidupan masyarakat di sektor perikanan dan pariwisata.
“Berau juga menjadi wilayah dengan luasan hutan mangrove terbesar kedua di Kaltim dengan luasan 80 ribu Hektare,” jelasnya.
Karena itu juga, Udang Windu dari Berau terkenal dengan jenisnya yang organik. Hal itu dibuktikan saat tahun 2021 sebanyak 775 ton udang windu dipasarkan baik domestik hingga mancanegara.
“Tentu hal ini juga menjadi tantangan tersendiri bagi petani tambak. Selain harus membudidayakan, juga menjaga ekosistem mangrove tetap terjaga,” paparnya.
Sebagai habitat udang, ikan dan kepiting, ekosistem mangrove di Berau turut andil dalam produksi ikan dan pendapatan nelayan di wilayah pesisir. Pada 2021, total hasil perikanan Berau mencapai 25.782 Ton.
“Ini berarti perikanan Berau memiliki nilai strategis bagi kedaulatan pangan,” jelasnya.
Hal ini tentu bisa menjadi potensi besar dengan pengelolaannya yang tepat dan baik. Sehingga, selain membantu menjaga kebutuhan ikan juga menjadi mata pencaharian dan sumber penghasilan bagi masyarakat.
Pemkab Berau ditegaskannya memiliki komitmen dalam mendukung akuakultur berkelanjutan untuk mendukung perlindungan ekosistem mangrove, sehingga memberikan manfaat pada lingkungan sosialnya.
“Dengan demikian, selain menjaga ekosistem kita juga ikut serta mendukung budidaya udang yang ramah lingkungan,” pungkasnya. (sen/arp)