TELUK BAYUR – Landmark di alun-alun Teluk Bayur mengalami kerusakan, setelah salah satu hurufnya hilang. Kondisi itu dinilai karena sudah termakan usia.
Seperti diketahui, Teluk Bayur dikenal memiliki tempat yang bersejarah, seperti museum batu bara, terowongan kereta api peninggalan Belanda hingga alun-alun Teluk Bayur memiliki dua landmark bertuliskan ‘TELUK BAYUR’ dan ‘STEENKOLEN 1912’.
Namun, sejak dibangun beberapa tahun yang lalu, kini beberapa fasilitas sudah mulai mengalami kerusakan, seperti tempat duduk dan landmark yang bertuliskan ‘TELUK BAYUR’.
“Untuk itu memang sudah lama copot, sudah termakan usia,” ujar Endang Iriani, Camat Teluk Bayur saat dikonfirmasi Berau Post.
Endah mengatakan, wewenang perawatan untuk lapangan Teluk Bayur itu berada di Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Berau. Namun untuk perawatan kecil, ia menyebut bisa saja pihak kecamatan yang memperbaiki, mengingat itu adalah aset bersama.
“Kami juga rutin melakukan perbaikan, seperti ada lampu yang mati juga sering kami perbaiki dari kecamatan,” tuturnya.
Mengenai beberapa fasilitas yang sudah mengalami kerusakan, dirinya mengatakan itu bukan hanya disebabkan tangan jahil, namun beberapa fasilitas sudah termakan oleh usia.
“Untuk kebersihan juga selalu rutin dibersihkan, bahkan setiap hari dibersihkan. Ada petugas khusus yang membersihkan,” bebernya.
Karena ini aset bersama, Endang berpesan kepada siapa saja senantiasa merawat dan jangan sampai merusak, karena lapangan ini ialah salah satu aset daerah yang bisa dinikmati siapa saja.
“Kami mengimbau kepada seluruh masyarakat agar selalu merawat aset yang ada, jangan sampai rusak begitu saja,” ajaknya.
“Tidak membuang sampah sembarangan karena di lapangan tersebut sudah disediakan bak sampah. Jadi tidak ada alasan untuk membuang sampah sembarangan,” tutupnya. (adm/arp)