SAMBALIUNG – Kondisi Kantor Lurah Sambaliung sangat memprihatinkan. Banyak bagian kantor yang sudah rusak, seperti misalnya plafon di bagian dalam dan luar kantor.
Lurah Sambaliung, Didi Mulyadi mengatakan, sampai saat ini kantor yang telah berdiri sejak kurang lebih 21 tahun tersebut belum mendapatkan perhatian dari pemerintah kabupaten. Padahal kondisinya sudah memprihatinkan.
“Kami sudah usulkan 3 kali. Usulan prioritas satu (P1),” bebernya.
Selain banyak yang rusak, kondisi ruangan yang sempit juga membuat pihaknya harus mencampurkan antar satu bagian dengan bagian lainnya. Akibatnya, menyulitkan para staf untuk bekerja secara maksimal.
“Kadang tamu yang datang harus menunggu di luar kantor sembari menunggu urusannya selesai,” ujarnya.
Selain itu, untuk penataan arsip dan lemari arsip, pihaknya saat ini tidak ada lagi tempat menyimpan. Sementara proses administrasi terus ada selama pelayanan dibuka.
“Makanya kami agak rada ngotot supaya dibangunkan bangunan baru yang sesuai jumlah staf,” ungkapnya.
“Kami juga terpaksa membuat sekat-sekat menggunakan lemari, untuk menyesuaikan ruangan yang ada saat ini,” sambungnya.
Ia berharap agar ada perhatian dari pemkab untuk merehabilitasi kantornya, mengingat pertumbuhan jumlah penduduk setiap tahunnya mengalami peningkatan signifikan.
“Kami, tidak menuntut janji prioritas dari pemerintah daerah, tapi hanya ingin tahu mengapa usulan prioritas terkait renovasi bangunan kantor lurah ini sampai sekarang belum kami rasakan. Apakah musrenbang hanya sebagai syarat dalam peningkatan PAD saja, sedangkan realisasinya hanya fiktif belaka,” imbuhnya.
Ia meminta pemerintah daerah tidak tebang pilih dalam menentukan prioritas dalam setiap musrenbang. Apalagi APBD pada tahun ini terbilang besar. “Percuma APBD besar bila realisasi prioritas usulan terbilang sulit,” pungkasnya. (hmd/arp)