TANJUNG REDEB - Dana segar sebesar Rp 600 juta dikucurkan untuk pagelaran Maratua Jazz yang akan diselenggarakan di Pulau Maratua.
Disebut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Berau, Ilyas Natsir, saat ini sudah memasuki tahapan lelang, tinggal menunggu kontraktor yang akan jadi pemenangnya, dan dilanjutkan dengan penyusunan rangkaian kegiatan di Maratua nantinya. "Yang pasti nanti akan lebih besar dan meriah," katanya, kemarin (14/9).
Ia melanjutkan, untuk meramaikan kegiatan ini, Disbudpar Berau mengundang artis ibu kota, serta akan ada stan untuk UMKM. Dengan hal ini diharapkan mampu mendongkrak perekonomian masyarakat di Pulau Maratua. “Kami ingin 13 kecamatan hadir, dan meramaikan kegiatan tersebut,” ucapnya.
Ilyas menyebut, pihaknya merencanakan ekonomi kreatif dan pariwisata dalam rangaikan Festival Maratua Jazz tersebut.
Selain itu ia mengakui, rencananya acara tersebut diolah sedemikian rupa berdasarkan hasil evaluasi tahun lalu. Ia menginginkan acara pada tahun ini bisa lebih meriah dan bisa dirasakan oleh masyarakat Kabupaten Berau.
“Tentunya kami terus berkoordinasi dengan pihak terkait, agar pelaksanaan Festival Maratua Jazz ini bisa berjalan lancar dan sukses seperti yang kita semua inginkan,” tuturnya.
Namun Wakil Ketua Komisi II DPR Berau, Wendy Lie Jaya, memiliki pandangan berbeda tentang pelaksanaan Maratua Jazz. Menurutnya, dengan anggaran besar tersebut, Maratua Jazz dirasa kurang pas.
Sebagian anggaran tersebut menurutnya, akan lebih baik jika digelontorkan untuk Manutung Jukut, yang notabene dinikmati masyarakat luas.
“Kami nanti akan tanya, anggaran Rp 600 juta tersebut untuk apa saja, saya tidak bilang itu terlalu besar atau kecil. Tapi menurut hemat saya lebih baik untuk Manutung Jukut,” katanya.
Apalagi berdasarkan hematnya, Maratua Jazz hanya dinikmati oleh sebagian kalangan saja, sedangkan manutung jukut bisa dinikmati oleh seluruh masyarakat. Untuk itu, ke depan pihaknya akan melakukan review dan memanggil Disbudpar Berau untuk melakukan hearing terkait penyelenggaraan Maratua Jazz. “Revisi pasti akan lakukan. Jika memang dampaknya tidak besar bagi wisata dan juga ekonomi masyarakat,” tutupnya. (hmd/sam)