GUNUNG TABUR – Progres rencana pembangunan sentra tahu dan tempe di Kampung Tasuk, Kecamatan Gunung Tabur mandek. Dari lima hektare lahan yang diperlukan, baru dua hektare yang mampu disiapkan.
Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Berau, Eva Yunita menjelaskan, rencana pembangunan sentra itu sudah beberapa tahun terakhir digaungkan. Namun, untuk melakukan pembangunan sentra tersebut masih terbentur dengan adanya lahan.
Luas lahan yang dibutuhkan pihaknya untuk membuat sentra tahu dan tempe harus seluas lima hektare. Sementara, untuk saat ini baru ada dua hektare yang sudah tersedia.
“Maka dari itu kami masih terus melakukan koordinasi untuk merealisasikan tiga hektare lagi, agar pembangunan sentra tahu dan tempe tersebut bisa terbangun,” katanya.
Keberadaan sentra itu, dijelaskannya akan memudahkan pengolahan limbah yang dikeluarkan dari pembuatan tahu dan tempe. Sehingga tidak akan mengganggu masyarakat sekitar, akibat aroma yang dikeluarkan dari tempat pengelola yang ada di dekat permukiman warga.
"Seperti industri pengelolaan tahu dan tempe yang ada di rumah-rumah warga dalam Kota Tanjung Redeb. Limbah yang ditimbulkan tentu akan mengganggu karena aroma yang ditimbulkan,” imbuhnya.
Dengan adanya hal ini, pihaknya akan melakukan koordinasi dengan instansi lain untuk membahas terkait hal tersebut. “Kami terus melakukan koordinasi, tetapi memang untuk saat seperti belum bisa terealisasi,” keluhnya.
Meski begitu, ia menegaskan akan terus mengawal pembangunan industri tahu dan tempe tersebut. Dengan cara selalu menganggarkannya setiap tahun sampai bisa terlaksana. “Karena memang sentra ini juga sangat dibutuhkan,” katanya.
"Jadi untuk mewujudkan ini, kami (Diskoperindag,red) juga tidak bisa sendiri, melainkan perlu bekerja sama dengan stakeholder yang lain," tandasnya. (aky/arp)