Di beberapa wilayah Indonesia, tak sedikit cerita kurang sedap bagaimana aparat Satpol PP dalam menegakkan aturan. Hal inilah yang mendasari Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Berau Anang Saprani, untuk membuat satu terobosan yakni Teman Pol PP, yang merupakan akronim dari Tertib dan Aman bersama Satpol PP.
ANGGORO FADJAR SUSENO, Tanjung Redeb
BUAH pemikiran itu dituangkannya pada Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat II yang diselenggarakan oleh Pusat Pelatihan dan Pengembangan dan Kajian Desentralisasi dan Otonomi Daerah Lembaga Administrasi Negara (Puslatbang KDOD LAN) Samarinda.
“Kita ingin Satpol PP sesuai judulnya, Teman. Bisa bersahabat dengan masyarakat, tidak seperti yang selama ini berseliweran bahwa Satpol PP anarkis dan sebagainya,” ujarnya kepada Berau Post, usai launching proyek perubahan di ruang rapat Bapelitbang Berau, kemarin (19/9).
Dalam program itu, dirinya menargetkan baik dalam jangka pendek, menengah, dan panjang, Satpol PP bisa menanamkan pemahaman humanis dan bersahabat dengan masyarakat tanpa mengeyampingkan tugas dan fungsi pokoknya sebagai penegak aturan yang diterbitkan pemerintah daerah.
“Tujuannya yang diambil tidak lagi Satpol PP bersifat arogan dan kasar, justru selalu humanis kepada masyarakat,” paparnya.
Penegakan aturan daerah disebutnya menjadi hal yang sensitif. Di satu sisi pihaknya ditekan untuk meminimalkan pelanggaran masyarakat terhadap peraturan daerah, di sisi lainnya pihaknya tetap harus bertindak humanis kepada masyarakat. Penindakan yang arogan, justru kerap kali tidak bisa masuk dan dipahami masyarakat.
Sehingga, salah satu upanya ialah memasifkan penyebarluasan peraturan-peraturan daerah kepada masyarakat dan subjek hukum. Sehingga, diharapkan pemahaman itu nantinya bisa menjadi kerja sama yang menguntungkan antara Satpol PP dan Masyarakat.
“Dan kami tidak hentinya untuk setiap saat, ini akan disosialisasikan. Baik terkait Perda, Perbub, dan aturan lainnya,” tuturnya.
Anang menilai, gencarnya sosialisasi diharapkan berbanding lurus dengan terciptanya kondisi lingkungan yang tertib dan aman. Sehingga, ketika Berau dinilai tertib dan aman, bisa mendatangkan keuntungan di beberapa sektor.
"Jadi barang tentu ketika Berau aman dan tertib akan berdampak ke hal yang lebih positif. Misalnya, investasi mudah masuk atau kunjungan wisatawan meningkat. Ini misalnya dinilai, bahwa Berau tertib dan aman jadi penilaian tersendiri,” ungkapnya.
Satpol PP ditegaskannya, akan memulai wajah baru, bagaimana Satpol PP akan selalu hadir di tengah masyarakat. Upayaupaya ini tentunya, selain menjalankan tugas pokok dan fungsinya, juga ingin memberikan kenyamanan kepada masyarakat. “Kami akan selalu hadir untuk masyarakat,” tegasnya.
Dirinya berkomitmen, baik untuk dirinya sendiri dan satuannya agar melaksanakan tugas dengan humanis. Menjadi sahabat masyarakat, bagaimana tujuan penegakan hukum bisa tercapai tanpa menyakiti perasaan satu sama lain. Terpenting, menghilangkan stigmatisasi buruk kepada Satpol PP. “Jadi kami sudah berkomitmen pendekatan yang humanis,” ujarnya.
Oleh sebabnya, Anang juga berharap pencapaian ini tak bisa hanya dilakukan oleh satu pihak. Sebagai pihakpihak yang bersinggungan, Satpol PP juga butuh peranan masyarakat, serta objek hukum lainnya agar bisa bekerja sama. Misalnya Pedagang Kakli Lima (PKL) yang kerap diisukan bersinggungan dengan Satpol PP.
Penyebaran peraturan yang masif diharapkan bisa dipahami betul-betul, bahwa pada beberapa hal yang dilarang agar tidak dilanggar. Pihaknya juga memegang komitmen menjalankan tugas sesuai prosedur, Anang mengklaim, tidak akan melakukan penindakan jika belum melakukan sosialisasi. Artinya, ketika tindakan dilakukan, tentunya sebelumnya telah dilakukan imbauan sesuai aturan.
“Sebaliknya, saya berharap kepada masyarakat dan UMKM, khususnya PKL, memahami dan membantu kami dalam hal mengikuti aturan yang ada,” harapnya.
Anang tak ingin ada pihak yang dirugikan, di samping itu, ia juga tak ingin Satpol PP abai dalam menjalankan tugasnya. Selain penegakan aturan yang harus ditegakkan, ia juga tak ingin subjek hukum merasa dirugikan. Sehingga pemahaman bersama itu penting.
“Kalau ada tim menegur di lapangan, tidak lain dan tidak bukan untuk kenyamanan bersama,” pungkasnya.
Terpisah, Bupati Berau, Sri Juniarsih, mendukung proyek pembaharuan ini. Sebagai upaya sosialisasi berkelanjutan, diharapkan mampu menciptakan keamanan dan ketertiban di tengah lingkungan masyarakat. Satpol PP juga diharapkan bisa sigap dan cekatan dalam mengantisipasi, hingga mengatasi permasalahan yang timbul di masyarakat.
"Diharapkan bisa meningkatkan keamanan dan ketertiban masyarakat. Supaya tidak terjadi keributan, tidak terjadi kerusuhan, supaya masyarakat merasa tentram dan aman,” ungkapnya.
Untuk diketahui, Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat II merupakan pengembangan individu ASN di lingkungan Sekretariat Kabupaten Berau. Tentunya, hal ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas individu dalam menjalankan tugas di masingmasing instansinya.
Pelatihan ini dilaksanakan selama 923 jam, atau setara dengan 107 hari pelatihan. Pelatihan terdiri dari Pembelajaran Mandiri, eLearning, Pembangunan Komitmen Bersama, Pembelajaran Klasikal Tahap I dan II, serta Aktualisasi Kepemimpinan yang dilaksanakan untuk Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat II adalah aktualisasi kepemimpinan strategis.
Peserta PKN Tingkat II sendiri merupakan Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama (JPTP), kemudian telah mengikuti dan lulus Pelatihan Kepemimpinan Administrator dan usia paling tinggi pada saat ditetapkan sebagai peserta yaitu 55 tahun. (sam)