TANJUNG REDEB - DPRD Berau menggelar rapat dengar pendapat (RDP) dengan jajaran manajemen PT Hutan Sanggam di ruang rapat gabungan, kemarin (19/9).
Rapat ini digelar dengan agenda untuk mengetahui kinerja keuangan PT Hutan Sanggam tahun 2021 dan 2022. Di mana perusahaan tersebut merupakan konsorsium dengan kepemilikan mayoritas saham dimiliki Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau.
Dalam rapat tersebut, Direktur PT Hutan Sanggam, Roby Maula menjelaskan terjadi peningkatan laba kotor dari 2021 hingga 2022. Dengan laba Rp 276 juta pada 2021 naik menjadi Rp 2,4 miliar pada tahun 2022. Begitu pula dengan ekuitas perusahaan dari Rp 3,4 miliar menjadi Rp 5,4 miliar.
“Terjadinya peningkatan ini karena adanya optimalisasi aset yang kami lakukan,” katanya.
Sejak 2003 hingga 2022, Roby menyampaikan total dividen yang diberikan PT Hutan Sanggam ke Pemkab Berau mencapai Rp 27 miliar. Dengan 2020 tidak ada dividen yang diberikan akibat pandemi Covid-19 yang terjadi.
Dalam tiga tahun terakhir, dirinya mengungkapkan jika sektor kayu bulat yang menjadi unit kerja pihaknya selama ini sudah mengalami penurunan signifikan. Hal itu disebabkan adanya pandemi Covid-19 hingga dampak perang Rusia-Ukraina.
“Dividen kami pada 2021 sekitar Rp 83.058.253 dan 2022 sebesar Rp 614.369.194. Untuk tahun 2022 terdapat pendapatan di luar kayu bulat Rp 6 miliar berasal dari optimalisasi aset, sisanya baru dari produksi kayu,” ungkapnya.
Karena sektor kayu bulat sudah kurang optimal bagi perusahaan, pihaknya pun berencana mencari unit bisnis lain agar perusahaan bisa terus berjalan. Salah satunya lewat reklamasi lahan pasca tambang.
"Ini adalah rencana jangka panjang dan kami sudah memiliki izin usaha untuk reklamasi. Apalagi ini memang bidang kami,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua Komisi II, DPRD Berau, Andi Amir mengatakan dari laporan dan kinerja PT Hutan Sanggam, pihaknya menilai sudah sangat positif. Namun, pihaknya tetap ada menggarisbawahi beberapa hal.
“Seperti setoran pihak ketiga dan optimalisasi aset yang belum tercover di dalamnya,” ungkapnya.
Lanjut Amir, pihak manajemen akan menyerahkan hal tersebut dan akan dipelajari pihaknya.
“Nanti akan ada lanjutan lagi. Baik itu rapat seperti ini atau lewat coffee morning,” jelasnya.
Di lain sisi, dirinya memahami kondisi pasar di sektor kayu yang tengah lesu. Sehingga menyarankan PT Hutan Sanggam mulai berbenah agar mampu menghadapi situasi tersebut. “Tapi kami tetap apresiasi karena dengan kondisi begitu, mereka (PT Hutan Sanggam, red) masih bisa setor dividen ke pemerintah,” pungkasnya. (aky/arp)