Siapa bilang Berau hanya kaya akan destinasi wisata saja, Berau juga punya komoditas strategis yaitu Kakao yang telah mendunia.
ANGGORO FADJAR SUSENO, Tanjung Redeb
PELUANG itu yang mendorong Kepala Dinas Perkebunan Berau, Lita Handini, untuk membuat terobosan Si Bang Koko Mantap, proyek perubahan yang dia gagas pada PKN Tingkat II, untuk mengikat kolaborasi seluruh pihak majukan produksi Kakao Berau.
Si Bang Koko Mantap disebutnya, merupakan akronim dari Kolaborasi Pengembangan Kakao untuk Meningkatkan Pendapatan Petani. Dengan gagasan ini, ke depan kolaborasi jadi kunci utama untuk memajukan produksi kakao di Berau.
"Kita mengedepankan kolaborasi, kenapa mengambil tema ini khusus untuk promosikan komoditas kakau? Karena fokus saya selama di perkebunan punya pekerjaan rumah untuk mengembangkan kakao," ujarnya.
Apalagi, kakao dinilai Lita memiliki hilir yang baik. Mulai dari hasil produksi, hingga pasar serta permintaan yang jelas. Sehingga, saat ini perlu pembenahan kepada para petani kakao itu sendiri, bagaimana menyemangati agar tetap terus memproduksi kakao, bahkan diharapkan memperluas lahan garapannya.
“Dimana hulunya ini semakin hari luasan lahan kakao berkurang. Kami punya pekerjaan untuk kuatkan petani agar mereka semangat dan tidak alih komoditas, justru menambah jumlah lahan garapannya,” terangnya.
Saat ini sendiri, dikatakan Lita, di Berau tak kurang dari 1.003 Hektare luas lahan kakao. Jumlah itu diharap bisa bertambah, untuk menyambut potensi hilir yang saat ini sudah jelas. “Sekarang kita punya luasan lahan 1.003 hektare, ini harapan kita tidak kurang bahkan baiknya tambah,” jelasnya.
Lanjut bebernya, kakao Berau merupakan salah satu komoditas strategis di antara lima jenis tanaman lain seperti sawit, kelapa, lada, dan karet. Kakao Berau sendiri sudah terkenal hingga mancanegara, sebab masuk dalam 8 besar Cacao Excelent ketika lomba di Swiss. Selain itu, kakao Berau menduduki juara 2, lomba biji kakau fermentasi tingkat nasional.
Dan berdasarkan uji pusat penelitian dan pengembangan kakao di Jember, memang cokelat Berau punya ciri khas. Karena memuliki aroma dan rasa yang berbeda dengan tempat lain. Hal inilah yang menjadikan dirinya yakin, pengembangan Kakao Berau bisa melejit.
“Memang spesial, banyak juga permintaan dari luar yang belum mampu kita penuhi karena produksi terbatas. Peluang ini yang mendorong saya berani kembangkan gagasan ini,” terangnya.
Saat ini juga katanya, di Berau terdapat dua perusahaan swasta yang bergerak di bidang kakao, yaitu Berau Cocoa dan PT Khatulistiwa Agro Sentosa Serasi. Sehingga untuk urusan pasca panen, petani Kakao sudah tidak kesulitan. “Dengan adanya perusahaan-perusahaan itu, jadi biji kakaunya mereka beli,” paparnya.
Tak hanya melakukan kolaborasi dengan OPD dan perusahaan, melalui Si Bang Koko Mantap juga akan melakukan kolaborasi dengan Non Goverment Organization (NGO) seperti Solodaridad, Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN), serta NGO lainnya. Hal ini dilakukan untuk melakukan sinergi bersama dalam menyukseskan pengembangan budidaya kakao di Berau.
“Sigap juga ikut dampingi petani, Berau Coal melalui yayasannya bersedia mendukung Disbun untuk membina petani kakao,” ungkapnya. Lita mendorong seluruh pihak bisa punya niat dan dukungan yang sama dalam rangka menyukseskan pengembangan kakao di Berau sehingga bisa berhasil. Ketika pengembangan itu berhasil, selain mengangkat komoditas kakao, juga mampu meningkatkan kualitas pendapatan masyarakat.
“Ketika kita mendukung petani agar produksi meningkat, maka pendapatan meningkat dan kesejahteraan juga meningkat,” harapnya.
Dirinya berharap, dari proyek perubahan ini mendapat dukungan dari semua pihak. “Kita akan jadikan kakao menjadi komoditas kebanggaan kita, kakao juga bisa mendukung sektor pariwisata Berau,” pungkasnya. (sam)