TANJUNG REDEB – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau masih terus konsisten dalam menekan kasus stunting di Bumi Batiwakkal. Salah satu program Pemkab Berau yakni aksi gerakan masyarakat makan ikan (Gemarikan) terus digencarkan dan diimplementasikan melalui beberapa program.
Bupati Berau, Sri Juniarsih mengatakan, saat ini penurunan angka stunting masih menjadi pekerjaan rumah (PR) pihaknya. Melalui beberapa program seperti Irau Manutung Jukut yang diselenggarakan beberapa waktu lalu, menjadi salah satu cara pihaknya agar masyarakat gemar makan ikan.
“Selain menjadi agenda tahunan, kegiatan Manutung Jukut ini juga bisa dijadikan program dalam menekan kasus stunting di Kabupaten Berau,” ujarnya kepada Berau Post belum lama ini.
Menurut data, angka prevalensi stunting di Bumi Batiwakkal per tahun 2022 lalu sebesar 21,6 persen. Angka tersebut dinilai menurun dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 25,7 persen. Meski begitu masih terbilang tinggi dari batas toleransi maksimal stunting.
“Seperti kita ketahui bahwa angka yang ditargetkan oleh Presiden yakni 14 persen pada tahun 2024, sehingga kita masih terus menekan angka tersebut hingga 2024 mendatang,” paparnya.
Terjadinya kasus stunting atau kasus gizi menurutnya karena ada beberapa masalah kesehatan yang berkaitan dengan kecukupan pangan dan gizi. Protein yang terkandung dalam ikan dinilai cukup efektif sebagai solusi dari persoalan gizi ini.
Karena itu, pihaknya sudah memberikan perhatian besar pada program-program pemenuhan pangan dan gizi masyarakat. Salah satunya melalui gerakan sosialisasi mengenai pentingnya ikan sebagai bahan pangan yang mengandung protein berkualitas tinggi.
“Mengonsumsi ikan menjadi salah satu upaya untuk penurunan stunting, maka dari itu kami terus melakukan sosialisasi ke masyarakat terkait pentingnya makan ikan” bebernya.
Dengan adanya hal ini, para Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait diminta untuk terus melakukan sosialisasi, agar mampu menekan angka stunting dengan rutin. Sekaligus melakukan memberikan pemahaman terkait dengan mengonsumsi ikan.
“Jangan lelah dalam memberikan imbauan, karena saya yakin jika OPD aktif maka kita bisa menekan kasus stunting di Kabupaten Berau,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perikanan Berau, Dahniar mengungkapkan, angka konsumsi ikan masyarakat Kabupaten Berau sebanyak 61,9 kilogram per kapita per tahun, berdasarkan data pada 2022.
“Jika kita lihat angka, ini termasuk angka konsumsi ikan tertinggi se-Kalimantan Timur,” ungkapnya.
Dirinya berharap, setiap tahunnya Gemarikan di Bumi Batiwakkal ini dapat meningkat. Mengingat potensi perikanan di Berau yang sangat luar biasa. Sehingga jangan sampai potensi ini justru hanya dinikmati oleh masyarakat di luar Kabupaten Berau. (aky/arp)