TANJUNG REDEB – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau melalui Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi (Disperindakop) Berau tengah mempersiapkan rencana pembangunan sentra terasi di Kampung Buyung-Buyung, Kecamatan Tabalar.

Disebut Kepala Disperindakop Berau, Eva Yunita, rencana itu pun telah pihaknya sampaikan kepada aparat kampung setempat, hal ini pun katanya mendapat respons positif.

Alasan ditunjuknya Kampung Buyung-Buyung menjadi sentra terasi pun katanya, karena masyarakat kampung tersebut penghasil udang kecil terbesar di Bumi Batiwkakal.

Bahkan kata Eva, untuk mewujudkan rencana itu sudah disiapkan anggarannya yang memanfaatkan Dana Bagi Hasil dan Reboissi (DBH-DR) serta ada melalui Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) 2023. “Untuk anggaran, saya belum mengetahui dengan jelas berapa nominalnya, tetapi yang jelas menurut informasi yang saya terima bahwa untuk anggaran juga sudah disiapkan,” ucapnya di wawancara belum lama ini.

Lanjutnya juga, meski anggaran sudah tersedia, mewujudkan Kampung Buyung-Buyung menjadi sentra terasi tetap harus dilakukan secara bertahap, seperti saat ini akan dilakukan pembangunan rumah produksi terlebih dahulu. “Jadi untuk sementara rumah produksi dulu yang akan kita bangun, dengan anggaran yang ada. Karena jika dibangun secara langsung anggarannya masih belum cukup,” jelasnya.

Dalam pembuatan sentra terasi menurutnya, pihaknya tidak sendiri, perlu adanya kerja sama dengan beberapa pihak ketiga serta Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait seperti Dinas Perikanan, yang bertugas menyiapkan lantai jemur terasi. Kolaborasi semua pihak ini akan memaksimalkan dalam pengembangan terasi lokal.

"Semoga saja prosesnya terus berjalan, sehingga Berau memiliki sentra terasi yang dipusatkan di Kampung Buyung-Buyung," jelasnya.

Rencananya juga tambah Eva, dalam satu kawasan itu akan dibangun galeri sebagai wadah penjualan hasil dari produksi terasi. “Bukan hanya rumah produksi, kita juga akan buatkan tempat penjualannya, tetapi ini masih proses,” bebernya.

Dalam memasarkannya menurutnya juga, perlu adanya koordinasi dengan para pemiliki ritel lokal ataupun ritel besar yang ada di Kabupaten Berau. "Tetapi kita tegaskan bahwa harus ada label sendiri dan harus mengurus izin dan sertifikatnya,” tandasnya.

Terpisah, Anggota Komisi II DPRD Berau, Nurung, menilai rencana pembentukan sentra terasi sangatlah bagus. Pasalnya, jika suatu kampung memiliki pendapatan sendiri, maka dia menyakini masyarakatnya akan sejahtera. “Gagasan seperti ini yang sangat bagus, karena jika ada sentra maka wilayah tersebut akan dikenal dengan suatu ciri khasnya,” kata Nurung.

Sama seperti sentra tahu dan tempe yang akan dibuat di Kampung Tasuk, menurutnya itu juga sangat baik. “Jika sentra tahu dan tempe itu belum teralisasi karena terbentur lahan, jika sentra tertasi ini informasinya sudah dianggarkan, kita tunggu aja seperti apa realisasinya,” paparnya.

Sehingga dengan adanya sentra terasi ini, Nurung pun meminta agar OPD terkait juga dapat memonitor. Pasalnya, meski ada sentra namun penjualannya belum tersebar maka menurutnya itu akan sama saja. “Penjualannya juga harus bisa dikawal, sehingga nanti bisa berkesinambungan,” te-gasnya.

Karena menurut sepengetahuannya, bahwa Kampung Buyung-Buyung juga adalah salah satu kampung yang memiliki banyak potensi hasil lautnya, sehingga bahan baku terasi tersebut juga akan mudah tersedia. “Karena kan bahan baku terasi itu udang, dan di Kampung Buyung-Buyung banyak udangnya, maka itu berkesinambungan,” tandasnya. (aky/sam)